Bahasa siul di Turki akan miliki alfabet sendiri
Para ahli akan mempelajari Kusdili, bahasa siul yang digunakan oleh penduduk lokal di desa-desa di utara Turki, untuk kemudian membentuk alfabetnya.

Giresun
Atakan Citlak
GIRESUN, Turki
Sekelompok akademisi Turki telah meluncurkan proyek menciptakan alfabet untuk bahasa siul, yang digunakan di wilayah Laut Hitam di utara Turki.
Sekitar 10ribu orang, sebagian besar di distrik Canakci di provinsi Giresun, saat ini mengerti dan menggunakan bahasa tersebut, menurut UNESCO.
Tahun lalu, UNESCO mendaftarkan “bahasa burung”, atau yang lebih dikenal dengan nama Kusdili oleh masyarakat setempat ini, sebagai aset yang harus dilindungi.
Bahasa siul dikembangkan untuk memungkinkan masyarakat berkomunikasi di wilayah pegunungan tersebut, namun kini mulai jarang digunakan karena penggunaan telepon seluler membuat generasi sekarang kurang berminat belajar bahasa ini.
Dekan Fakultas Pariwisata di Universitas Giresun Prof Musa Genc mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa proyek ini bertujuan untuk "meneruskan warisan budaya ini kepada generasi mendatang".
"Untuk melakukan itu, kami telah membentuk kelompok kerja untuk menciptakan alfabet bagi bahasa siul," tambah Genc.
Dia mengatakan sekelompok akademisi, termasuk musisi serta ahli bahasa dari Universitas Giresun, akan mengunjungi desa Kuskoy dan mulai menciptakan alfabet untuk bahasa ini.
Menurut Genc, pertama-tama, rekaman bahasa akan diubah menjadi nota dan kemudian dibentuk menjadi huruf.
"Ketika proyek ini selesai, bahasa siul, yang digunakan untuk komunikasi oleh penduduk di wilayah tersebut, akan menjadi bahasa yang lebih umum dan digunakan secara internasional," kata dia.
Dia mengatakan bahwa bahasa ini telah digunakan selama sekitar 500 tahun di Giresun dan juga digunakan sebagai alat komunikasi di tempat-tempat lain di dunia.
Suara manusia dapat terdengar hingga 500 meter dalam kondisi normal, sementara suara yang dihasilkan bahasa siul dapat menjangkau mencapai hingga 30 kilometer dalam kondisi cuaca yang baik, kata Genc.
Praktik ini adalah salah satu dari puluhan bahasa siul yang digunakan di seluruh dunia, di daerah-daerah di mana komunikasi jarak jauh sulit, seperti pegunungan Atlas di Afrika Utara, dataran tinggi Laos utara atau basin Amazon di Brasil.
Sejak tahun 1997, Festival Bahasa Burung telah diadakan di Kuskoy dengan tujuan meningkatkan penggunaannya. Selama tiga tahun terakhir juga telah diadakan program pelatihan bahasa siul untuk siswa sekolah dasar di daerah tersebut.
Namun meski telah diupayakan kelestariannya, UNESCO menyatakan bahwa bahasa siul terancam hilang jika tidak ada tindakan perlindungan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.