Kelompok teror bom Thamrin gunakan Telegram
Pihak kepolisian pun akan terus memantau media online serta layanan media sosial lainnya terkait dengan gerakan radikalisme dan terorisme.

Erric Permana
JAKARTA
Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir layanan chat Telegram di Indonesia Jumat malam.
Ini lantaran layanan media sosial chat tersebut sering digunakan oleh kelompok terorisme.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan layanan media sosial Telegram banyak digunakan sejumlah kelompok teroris. Termasuk kelompok teroris yang melakukan serangan teror di Jalan Thamrin, Jakarta serta Kelompok teroris di Medan dan Bandung.
"Mereka semua berkomunikasi dengan Telegram karena banyak fitur satu di enkripsi sehingga sulit untuk disadap," ujar Tito Karnavian kepada wartawan Minggu.
Tito mengaku pemblokiran layanan media sosial Telegram ini berdasarkan referensi lembaganya, lantaran tidak bisa disadap dan seringkali menyebarkan paham radikalisme.
"Telegram mampu menampung grup sampai 10 ribu dan mampu menyebarkan paham di sana, akhirnya terjadilah sekarang fenomena yang disebut dgn lone wolf self radicalization, yaitu radikalisasi melalui media online termasuk Telegram, jadi tidak perlu ketemu lagi, ini berbahaya." tambahnya.
Pihak kepolisian pun akan terus memantau media online serta layanan media sosial lainnya terkait dengan gerakan radikalisme dan terorisme.
Dia juga mengancam akan melakukan tindakan hukum kepada penebar paham radikal tersebut.
"Nomor satu kita memperkuat deteksi terhadap media online internet aplikasi, yg kedua menegakan langkah penegakan hukum. Termasuk upaya lain seperti penutupan atau kita bisa menutup jalur itu atau masuk dan menyamar," katanya.