Dalang serangan Benghazi ditemukan bersalah
Panel juri mengatakan Ahmed Abu Khatallah bersalah atas empat tuntutan terkait serangan terhadap konsulat AS di Libya

Washington DC
Michael
Hernandez
WASHINGTON
Seorang warga Libya yang dituduh
mendalangi serangan terhadap kompleks konsulat Amerika Serikat (AS) di
Benghazi, Libya, 2012 silam, terbukti bersalah atas tuntutan dalam keterlibatan
terorisme tapi dibebaskan dari tuntutan pembunuhan pada Selasa.
Panel
juri mendakwa Ahmed Abu Khatallah, 46 tahun, bersalah atas empat tuduhan,
termasuk menyediakan stok senjata bagi teroris serta menghancurkan rumah-rumah
dan properti. Dia dibebaskan dari 14 tuntutan lainnya, termasuk pembunuhan.
Khatallah masih menghadapi
kemungkinan penjara seumur hidup. Dia dituduh menjadi pemimpin kelompok militan
garis keras Ubaydah bin Jarrah dan menjadi tokoh utama di balik serangan
Benghazi.
Duta Besar AS Christopher Stevens
dan tiga warga AS lainnya tewas dalam serangan pada 11 September 2012 itu, yang
menjadi kontroversi dan dianggap aib bagi kandidat presiden AS Hillary Clinton
karena terjadi selama masa jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri AS.
Selain Stevens, staf kedutaan AS
Sean Smith dan petugas CIA Tyrone Woods dan Glen Doherty juga tewas dalam
serangan yang menargetkan konsulat AS di Benghazi.
Stevens dan Smith tewas karena
menghirup asap setelah penyerang membakar gedung itu, sedang Woods dan Doherty
tewas dalam serangan mortar.
"Hari ini, kami mendapatkan
sedikit keadilan," kata Direktur CIA Mike Pompeo dalam pesannya ke staf.
"Dakwaan pengadilan untuk
Khatallah akan dijatuhkan, namun itu tidak sebanding dengan nyawa-nyawa korban.
Kita kehilangan dua saudara hari itu - Glen Doherty dan Tyrone Woods - yang
dengan berani menghadapi hujan tembakan dan menjaga warga AS dan konsulat yang
diserang."
Khatallah ditangkap dalam operasi
gabungan dengan FBI pada Juni 2014 dan dibawa ke pengadilan AS. Pengadilan
berjalan selama tujuh minggu dan juri berunding selama lima hari sebelum
mencapai kesepakatan.