Istanbul
ISTANBUL
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan jika janji-janji Amerika Serikat (AS) tak ditepati, maka negaranya akan melanjutkan operasi anti-teror di Suriah utara dengan tekad yang jauh lebih besar.
Dalam konferensi pers sebelum bertolak ke Sochi di Bandara Esenboga, Ankara, Presiden Erdogan memberikan sejumlah pernyataan terkait kunjungannya ke Rusia dan operasi anti-teror Turki di wilayah perbatasannya.
Presiden Erdogan mengungkapkan bahwa Turki dan Rusia memiliki satu pemikiran yang sama dalam memerangi setiap jenis terorisme.
Erdogan mengaku tujuan berkunjung ke Rusia adalah membahas langkah yang akan diambil untuk mengakhiri kegiatan PKK/PYD/YPG dari wilayah yang dikuasai rezim Suriah.
Sejauh ini, ungkap Erdogan, sudah 160 titik permukiman dalam 2.200 km wilayah Suriah dibebaskan dari para teroris.
Pasukan Turki bersama Tentara Nasonal Suriah (SNA) telah mengalahkan 775 teroris sejak 9 Oktober.
Namun dia menyampaikan kesedihannya atas gugurnya tujuh tentara Turki, 79 anggota Tentara Nasional Suriah, dan 20 warga sipil yang tewas akibat serangan para teroris.
Presiden Erdogan menuturkan kedepannya tak ada harapan bagi PKK/YPG di Suriah. Turki berharap dapat bekerja sama dengan Rusia untuk menyelamatkan wilayahnya dari kutukan teror separatis.
Presiden Turki juga menyayangkan ada beberapa tindakan kontradiktif Iran yang mengganggu negaranya.
Erdogan mengatakan tindakan kontradiktif dari Iran tentang Turki itu telah membuat pihaknya sedih. Untuk itu Rouhani perlu menghentikan suara yang mengganggu Turki itu.
Erdogan juga menyerukan kepada masyarakat internasional yang memiliki hati nurani dan visi kemanusiaan untuk membantu jutaan warga Suriah yang ingin pulang ke kampung halamannya dengan mendukung proyek zona aman ini.