Türkİye

Turki desak solidaritas kuat global lawan teroris PKK dan FETO

Beberapa negara Eropa dan organisasi internasional ikut campur untuk mencegah ekstradisi para teroris, kata Presiden Erdogan

Ahmet Gençtürk  | 24.11.2021 - Update : 26.11.2021
Turki desak solidaritas kuat global lawan teroris PKK dan FETO Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto file - Anadolu Agency(

ANKARA

Turki pada Selasa menyerukan solidaritas internasional yang kuat terhadap PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO) – kelompok di balik kudeta yang digagalkan di Turki pada 2016 – dan kelompok teror lainnya.

Negara itu menekankan bahwa anggota dan pemimpin kelompok mereka tidak boleh menemukan tempat yang aman.

Dalam pesan video yang dikirim untuk hari pertama Sidang Umum Interpol di Istanbul, yang berlangsung hingga Kamis, Presiden Recep Tayyip Erdogan menekankan bahwa Turki – yang terletak di persimpangan Afrika, Asia, dan Eropa – menghadapi berbagai ancaman keamanan.

Ketidakstabilan di kawasan itu menciptakan ancaman baru selain teroris PKK, yang telah diperangi Turki selama empat dekade, ujar dia.

Dalam kampanye terornya melawan Turki, organisasi teroris PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa – bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang, termasuk perempuan, anak-anak dan bayi.

Krisis pengungsi, munculnya YPG/PKK – cabang teroris PKK Suriah – dan Daesh/ISIS adalah beberapa di antara ancaman yang berasal dari ketidakstabilan di Suriah dan Irak, di hadapan Turki, kata Erdogan.

Turki adalah satu-satunya negara yang secara langsung memerangi Daesh/ISIS, tutur dia, seraya menambahkan bahwa informasi intelijen yang diberikan oleh Turki berperan dalam penggagalan berbagai serangan teror.

Memuji kerja sama antara Turki dan Interpol dalam ekstradisi penjahat termasuk pedofilia, penyelundup narkoba, dan pembunuh, Presiden Erdogan menyatakan keluhan Turki tentang kurangnya kerja sama dalam ekstradisi teroris PKK dan FETO di tingkat global.

Dalam hal ini, Erdogan mengkritik beberapa negara Eropa dan organisasi internasional karena campur tangan dengan Interpol, dia juga menyerukan anggota kelompok polisi internasional untuk mendukung perjuangan melawan terorisme tanpa syarat.

Turki telah mengkritik AS dan Yunani, karena gagal mengekstradisi anggota dan pemimpin FETO.

FETO dan pemimpinnya yang berbasis di AS Fetullah Gulen mengatur kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016, di Turki, di mana 251 orang tewas dan 2.734 terluka.

Ankara menuduh FETO berada di belakang kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan.

Turki adalah salah satu negara pertama yang mendeklarasikan Daesh/ISIS sebagai kelompok teroris.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın