Türkİye

Lembaga bantuan Jepang ingin tingkatkan kerja sama dengan Turki

Kerja sama yang terjalin lebih dari setengah abad sangat penting, kata perwakilan JICA di Turki

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 12.11.2018 - Update : 12.11.2018
Lembaga bantuan Jepang ingin tingkatkan kerja sama dengan Turki Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu (kiri) bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe (kanan) dalam kunjungan resmi ke Tokyo, Jepang pada 6 November 2018. ( Fatih Aktaş - Anadolu Agency )

Ankara

Ahmet Salih Alacaci

ANKARA 

Seorang perwakilan dari lembaga bantuan pembangunan resmi Jepang mengatakan organisasi itu ingin memperluas kerja sama bantuannya dengan Turki.

Dengan lebih dari 100 kantor perwakilan di seluruh dunia, Badan Kerja sama Internasional Jepang (JICA) terlibat dalam proyek bantuan teknis dan infrastruktur di negara-negara berkembang, sering kali bekerja sama dengan organisasi lain seperti Badan Kerja sama dan Koordinasi Turki (TIKA).

Berbicara kepada Anadolu Agency, Miyuki Konnai dari JICA mengatakan kerja sama antara Jepang dan Turki sudah terjalin lebih dari setengah abad adalah kerja sama yang sangat penting.

“Salah satu kegiatan yang paling penting di sini adalah kegiatan pencegahan bencana,” kata Konnai, mengacu pada kegiatan JICA di Turki, yang terletak di wilayah yang rawan gempa seperti Jepang.

"Upaya utama dalam hal ini adalah program pelatihan tanggap bencana untuk penyandang cacat pada 2017 di provinsi Nevsehir," tambah Konnai, yang juga berpartisipasi dalam upaya bantuan setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,1 mengguncang provinsi Van di Turki timur pada 2011.

Mengutip proyek bantuan dan bantuan trilateral dengan pihak ketiga dari Afghanistan hingga Maroko, dia mengatakan bahwa JICA dan TIKA juga mengupayakan kerja sama trilateral dalam berbagai bidang seperti budidaya dan efisiensi energi.

Salah satu proyek tersebut melibatkan seminar dan lokakarya tahunan tentang kesadaran gender dan kekerasan domestik untuk polisi wanita Afghanistan di provinsi Sivas, Turki.

“Kapasitas TIKA telah meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir,” tambahnya, menekankan pada kegiatan lembaga itu di Afrika dan Balkan.


JICA dan pengungsi Suriah di Turki

Dengan total nilai program lebih dari USD89 juta, Turki menduduki puncak sebagai negara di Eropa dengan kegiatan JICA paling aktif, menurut laporan lembaga tersebut pada 2017.

Sejak pecahnya konflik Suriah pada 2011 yag menyebabkan aliran pengungsi, JICA telah bekerja sama dengan kota-kota Turki dalam peningkatan infrastruktur serta perawatan mental dan kesejahteraan sosial pengungsi.

Beroperasi di bawah Kementerian Luar Negeri Jepang, JICA telah memberikan pinjaman bantuan pembangunan resmi (ODA) serta bantuan teknis dan kerja sama terkait organisasi internasional dan organisasi non-pemerintah Jepang di seluruh Turki, Konnai mengatakan dalam sebuah lokakarya sebelum wawancara.

Dia merujuk pada proyek senilai USD400 juta dukungan teknis dan keuangan yang diberikan JICA untuk 10 kotamadya dalam meningkatkan infrastruktur yang dipengaruhi oleh membludaknya jumlah pengungsi, terutama berfokus pada pembuangan limbah dan pengolahan limbah padat.

JICA juga melaksanakan berbagai proyek untuk pengungsi Suriah dan untuk memperkuat kohesi sosial antara pengungsi dan masyarakat tuan rumah dengan memberikan bantuan teknis melalui organisasi publik dan non-pemerintah dan berfokus pada perawatan psikososial.

Konnai mengatakan bagian paling menantang dari pekerjaan JICA dengan pengungsi adalah keberlanjutan dan pencapaian proyek.

“Kami sedang mengupayakan kemungkinan untuk melakukan mutualisasi aset-aset kami dengan bekerja sama dengan organisasi-organisasi PBB mulai tahun depan,” tambahnya.

Turki telah menjadi rute utama bagi migran gelap yang mencoba menyeberang ke Eropa, terutama sejak 2011 ketika perang sipil Suriah dimulai.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.