Türkİye

Diskusi Panel bahas hadis dan transmisinya digelar di Istanbul

- Tidak ada hadis yang bertentangan dengan Quran, kata para akademisi

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 14.02.2019 - Update : 15.02.2019
Diskusi Panel bahas hadis dan transmisinya digelar di Istanbul Teruaki Moriyama (tengah), profesor di Sekolah Teologi di Universitas Doshisha yang berbasis di Kyoto. (File foto - Anadolu Agency)

Istanbul

Nilay Kar Onum

ISTANBUL 

Sebuah simposium yang diadakan pada Rabu di Istanbul membahas bagaimana hadis - perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad - dicatat dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Para akademisi, cendekiawan dan intelektual ikut serta dalam acara yang berjudul “Hadis dan Cendekiawan: Formasi dan Tantangannya” di Universitas Ibni Haldun di distrik Suleymaniye.

Para pembicara termasuk Teruaki Moriyama, seorang profesor di Sekolah Teologi Universitas Doshisha di Kyoto, Jepang.

Pada pembukaan simposium, Recep Senturk, rektor Universitas Ibni Haldun, menggarisbawahi pentingnya rantai transmisi hadis yang berlanjut selama berabad-abad.

"Saya percaya bahwa hadis mewujudkan memori sosial umat Islam dan peradaban Islam," kata Senturk.

"Memori sosial ini telah diwariskan dari generasi ke generasi terus menerus melalui jaringan transmisi hadis."

Senturk menyebut jaringan transmisi hadis sebagai jaringan sosial yang paling lama direkam.

"Tidak ada jaringan lain seperti ini yang tercatat di dunia," katanya.

Senturk juga mengatakan umat Islam sangat berhati-hati dalam merekam transmisi ini.

"Mengapa? Karena ada alasan agama untuk itu. Ada juga alasan hukum dan politiknya," ujar dia.

Senturk juga berbicara tentang dua disiplin ilmu utama - Usul al-Hadith dan Usul al-Fiqh - yang digunakan dalam evaluasi hadis.

"Usul al-Hadith dan Usul al-Fiqh: satu adalah tentang transmisi yang dapat diandalkan dan yang satunya lagi adalah pemahaman yang tepat dan mempraktikkan hadis," ungkap dia.

Dalam pidatonya, Senturk menyebut para ulama hadis sebagai orang yang paling kritis dalam sejarah intelektual Islam.

"Karena mereka secara kritis menganalisis rantai transmisi dan secara kritis menafsirkan makna hadis sebelum mempraktikkannya," tambahnya.

- Ahli hadis abad pertengahan

Teruaki Moriyama berbicara tentang bagaimana para ulama ahli hadis abad pertengahan, yang menyebut diri mereka 'Ashab al-Hadis,' menyusun dan menggunakan sejarah lokal biografis.

Para ahli hadis dihubungkan dengan garis keilmuan dari Khorasan abad ke-10, wilayah bersejarah yang terletak di timur laut Persia Raya, termasuk bagian dari Asia Tengah dan Afghanistan.

"Para ulama ini memainkan peran penting dalam pengembangan studi hadis, penyebaran Sunnah dan masyarakat Muslim abad pertengahan," kata Moriyama.

Namun, dia mengatakan diskusi tentang keaslian hadis masih terus berlanjut, menekankan bahwa itu adalah salah satu subjek paling kritis dalam hal ini.

Moriyama mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa ada beberapa hadis yang inovatif, ternyata adalah hasil buatan.

Pada saat yang sama, beberapa hadis secara menyeluruh dikaitkan dengan Nabi Muhammad.

“Mereka [ulama] mencoba membedakan hadis otentik dan hadis palsu. Ini adalah tujuan utama para ulama hadis dan praktik akademik,” ujar dia.


- Tidak ada hadis yang bertentangan dengan Al-Quran

Moriyama mengatakan hadis otentik tidak bertentangan dengan Al Quran.

“Ada beberapa kontradiksi kecil antara hadis dan Al-Quran. Namun, hadis otentik tidak bertentangan dengan Al-Quran. Para ulama menolak hadis yang bertentangan dengan Al-Quran,” tutur dia.

Moriyama berada di Istanbul sebagai bagian dari program pertukaran akademik dengan Institute Aliansi Peradaban (MEDIT) Universitas Ibni Haldun sebagai peneliti tamu.

Berbicara kepada Anadolu Agency di sela-sela diskusi panel, Senturk juga mengatakan tidak ada hadis yang bertentangan dengan Alquran, merujuk pada beberapa diskusi yang mengklaim bahwa beberapa hadis bertentangan dengan kitab suci.

“Ketika sebuah hadis dianalisis secara mendalam, akan dengan jelas terungkap bahwa itu tidak bertentangan dengan Al-Quran,” ujar dia.

"Beberapa perselisihan berasal dari ketidaktahuan, tidak mengetahui metodologi dan distorsi oleh beberapa orang," kata Senturk.

"Tidak ada yang bisa mengatakan hadis itu lemah atau dibuat-buat berdasarkan sesuatu yang nihil. Ada banyak buku yang akan menghilangkan kebingungan," tambahnya.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.