Regional

Utusan PBB bahas situasi Rakhine dengan Suu Kyi

Dalam pertemuan tersebut, Burgener melaporkan kunjungannya ke Rakhine baru-baru ini dan menyampaikan rencana laporan tentang situasi Myanmar kepada Majelis Umum PBB

Pizaro Gozali İdrus  | 16.07.2019 - Update : 16.07.2019
Utusan PBB bahas situasi Rakhine dengan Suu Kyi State Counsellor Republik Myanmar Daw Aung San Suu Kyi. ( Kyaw Kyaw - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

Pizaro Gozali 

JAKARTA

State Counsellor Myanmar Aung San Suu Kyi bertemu Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener untuk membahas situasi kemanusiaan di Rakhine, lansir The Global New Light of Myanmar pada Senin.

Dalam pertemuan tersebut, Burgener melaporkan kunjungannya ke Rakhine baru-baru ini dan menyampaikan rencana laporan tentang situasi Myanmar kepada Majelis Umum PBB.

“Mereka juga bertukar pandangan tentang upaya proses repatriasi dan harmonisasi di antara berbagai komunitas di Rakhine,” terang media yang dikelola pemerintah itu.

Burgener juga meminta pemerintah Myanmar memastikan keamanan dan kebebasan bagi warga Rakhine.

Selain itu, Burgener juga meminta Myanmar menyediakan akses yang lebih baik terhadap kebutuhan dasar bagi warga Rakhine seperti pendidikan dan kesehatan.

Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai kelompok yang paling teraniaya di dunia, menghadapi serangan terus-menerus sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada 2012.

Menurut Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA), sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 24.000 Muslim Rohingya dibunuh oleh tentara Myanmar.

Laporan OIDA yang berjudul 'Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terkira' mengungkapkan ada lebih dari 34.000 orang Rohingya dibakar hidup-hidup, sementara lebih dari 114.000 lainnya dipukuli.

Sekitar 18.000 perempuan Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar dan ratusan rumah Rohingya dibakar atau dirusak.

Amnesty International mengungkapkan lebih dari 750.000 pengungsi - sebagian besar anak-anak dan perempuan - melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan kekerasan ke kelompok Muslim minoritas itu pada Agustus 2017.

PBB mencatat adanya perkosaan massal, pembunuhan - termasuk bayi dan anak kecil - pemukulan brutal, dan penculikan yang dilakukan oleh personel keamanan.

Dalam laporannya, penyelidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut dapat dikategorikan sebagai kejahatan kemanusiaan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.