Politik, Regional

PM Malaysia masih 'wait and see' soal dukungan PAS

PAS selama ini adalah partai yang berada di luar pemerintahan dan dikenal sebagai oposisi

Pizaro Gozali İdrus  | 22.02.2019 - Update : 24.02.2019
PM Malaysia masih 'wait and see' soal dukungan PAS Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad Mohamad. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya


Pizaro Gozali 

JAKARTA

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad masih wait and see dalam melihat dukungan Partai Islam Se-Malaysia (PAS), lansir Free Malaysia Today pada Rabu.

PAS selama ini adalah partai yang berada di luar pemerintahan dan dikenal sebagai oposisi.

"Saya akan menunggu dan melihat apakah ada mosi tidak percaya, (dan) apakah PAS akan mendukung saya atau tidak," ujar Mahathir.

Pembicaraan tentang mosi tidak percaya dipicu klaim PAS yang berjanji mendukung Mahathir jika terjadi pengkhianatan dalam koalisi Pakatan Harapan.

Sekretaris Jenderal PAS Takiyuddin Hassan bahkan mengatakan surat komitmen mereka telah dikirim ke Mahathir.

Namun, klaim PAS ditolak para pemimpin PH termasuk Menteri Pertahanan Mohamad Sabu dan presiden PKR Anwar Ibrahim.

Selasa lalu, Wakil Presiden PAS Mohd Amar Abdullah secara resmi menyatakan dukungan kepada Mahathir.

Amar mengatakan PAS akan memastikan 18 anggota parlemennya mendukung Mahathir jika terjadi sesuatu pada perdana menteri Malaysia itu.

“Saya ingin memperjelas dukungan kami untuk Mahathir lebih kepada posisinya sebagai Perdana Menteri. Ini demi Islam, bangsa, dan negara,” ujar Amar.

Amar menyatakan PAS sampai keputusan ini usai ada desas-desus tentang upaya oknum di Pakatan Harapan untuk menyingkirkan Mahathir Mohammad sebagai Perdana Menteri pada sidang parlemen bulan depan.

“Kami percaya ini tidak boleh terjadi karena Mahathir bahkan belum setahun telah menjadi Perdana Menteri,” ujar Amar.

“Itu tidak sehat secara politik dan demokratis. Karena itu, kami memutuskan untuk mendukung Mahathir,” tambah Amar.

Koalisi Pakatan Harapan sempat mengalami perselisihan mengenai rencana Anwar Ibrahin untuk menggantikan Mahathir sebagai Perdana Menteri.

Anwar Ibrahim menegaskan akan menunggu untuk berkuasa di Malaysia hingga kurang dari dua tahun terakhir.

“Tentunya bukan lima tahun, karena dia (Perdana Menteri Mahathir Mohamad) sudah jelas hanya akan berkuasa setidaknya dua tahun,” ujar Anwar Ibrahim, ketika berada di New York pada Kamis lalu.

Mahathir juga menegaskan akan memberikan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim saat berkampanye pada 2018.

Namun pada awal 2019, Ketua Sekretariat Pakatan Harapan Saifuddin Abdullah membantah ada kesepakatan di tubuh koalisi untuk mengganti Mahathir dalam dua tahun.

Pria yang juga Menteri Luar Negeri Malaysia itu menegaskan Anwar dapat menjadi Perdana Menteri setelah kekuasaan Mahathir berakhir.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.