Pemerintah Myanmar, Aliansi Utara berunding rumuskan perdamaian
Ini merupakan pertemuan kedua setelah agenda yang sama dilakukan pada 31 Agustus lalu di Kyaingtong
Jakarta Raya
JAKARTA
Pemerintah Myanmar dan empat kelompok etnis bersenjata yang tergabung dalam Aliansi Utara hari ini menggelar pertemuan untuk merumuskan perdamaian, khususnya di Negara Bagian Shan.
“Kami akan menegosiasikan gencatan senjata bilateral terlebih dahulu,” ujar U Lamai Khun Ja dari Peace Talk Creation Group yang berbasis di Myitkyina, seperti dikutip Myanmar Times.
U Lamai mengatakan pembicaraan yang digelar di Kyaingtong itu dapat diperpanjang jika memang diperlukan.
“Tergantung hasil diskusi hari ini, apakah negosiasi akan berlanjut,” tambah dia.
Aliansi Utara terdiri dari Tentara Kemerdekaan Kachin, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar, Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang, dan Tentara Arakan.
Ini merupakan pertemuan kedua setelah agenda yang sama dilakukan pada 31 Agustus lalu di Kyaingtong.
Pejabat militer senior seperti Letnan Jenderal Yar Pyae dan Letnan Jenderal Min Naung untuk pertama kalinya bergabung dalam perundingan ini.
Pertemuan ini dilakukan setelah terjadi pertempuran antara militer dan Aliansi Utara di Kota Namhsan Jumat lalu yang mengakibatkan satu orang tewas dan ratusan penduduk mengungsi.
Pertempuran baru terjadi lagi meski ada deklarasi gencatan senjata antara kedua belah pihak yang dihasilkan perundingan 31 Agustus.
“Faktor utama untuk menandatangani perjanjian adalah militer,” kata U Lamai Khun Ja.
“Ada banyak hal yang harus dibahas terkait persoalan militer. Kami berharap para perwira militer senior turut serta dalam perundingan,” tambah dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.