Regional

NGO Myanmar catat 726 tewas setelah kudeta militer

Media lokal melaporkan seorang pria tewas ditembak dan empat orang lainnya terluka di sebuah kompleks masjid ketika pasukan Myanmar menyerbu sebuah kawasan Muslim di Mandalay

Pizaro Gozali Idrus  | 16.04.2021 - Update : 19.04.2021
NGO Myanmar catat 726 tewas setelah kudeta militer Milk Tea Alliance Indonesia melakukan solidaritas untuk mendukung demokrasi di Myanmar di depan gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, Indonesia pada 12 Maret 2021. (Anton Raharjo - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan warga yang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer sudah mencapai 726 orang sejak 1 Februari lalu.

Dalam laporannya Kamis tengah malam, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyampaikan tambahan 11 orang tewas menyusul kekerasan yang terjadi di Myanmar.

AAPP juga melaporkan hingga 15 April, total 3.151 orang telah ditahan.

Dari jumlah itu, 75 orang dijatuhi hukuman dan 813 lainnya telah dikeluarkan surat perintah penangkapan.

AAPP menyampaikan junta militer kini menggunakan kendaraan tidak terdaftar dengan plat nomor palsu untuk menabrak dan menangkap demonstran damai.

Pada Kamis, pasukan keamanan Myanmar menangkap Wai Moe Naing, salah satu pemimpin utama kampanye menentang kekuasaan militer, setelah menabraknya dengan mobil saat dia memimpin unjuk rasa protes dengan mengendarai sepeda motor.

“AAPP prihatin atas aksesnya ke perawatan medis memadai dari kecelakaan itu,” kata AAPP.

Sementara itu media lokal The Irrawady mengatakan seorang pria tewas ditembak dan empat orang lainnya terluka di sebuah kompleks masjid ketika pasukan Myanmar menyerbu sebuah kawasan Muslim di Mandalay pada Kamis waktu setempat.

Ko Ko Htet, 20, tertembak di bagian dada ketika lima tentara secara acak melepaskan tembakan di kompleks Masjid Sule di kota Maha Aung Myay, Mandalay. Kakak iparnya yang cacat, Ko Min Latt, ditembak di tangan.

Penembakan itu terjadi di hari libur Tahun Baru tradisional Myanmar Thingyan dan bulan suci Ramadan.

"Dia berada di luar dan tertembak dan meninggal di tempat," kata seorang saksi mata.

Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.

Menanggapi kudeta tersebut, kelompok sipil di seluruh negeri meluncurkan kampanye pembangkangan dengan demonstrasi massa dan aksi duduk di jalan.

​​​​​​​



Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın