Regional

Junta Myanmar tahan keluarga anggota parlemen yang diburu atas penghasutan

Penahanan terhadap keluarga dilakukan karena pasukan junta gagal menangkap anggota parlemen tersebut

Devina Halim  | 23.07.2021 - Update : 24.07.2021
Junta Myanmar tahan keluarga anggota parlemen yang diburu atas penghasutan Ilustrasi: Tentara Myanmar (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Pasukan junta Myanmar menahan keluarga anggota parlemen Wilayah Mandalay dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) karena gagal menangkap politisi bernama Kyaw Soe Naing tersebut, tulis media lokal.

Menurut sumber yang dekat dengan anggota parlemen, istri Kyaw Soe Naing ditangkap bersama anak laki-laki mereka yang berusia 18 tahun dan anak perempuannya berusia 14 tahun di Kota Myittha, Mandalay.

Adapun Kyaw Soe Naing yang terpilih pada 2020 diburu atas tuduhan melakukan penghasutan sejak militer Myanmar melakukan kudeta pada 1 Februari.

“Kyaw Soe Naing dan keluarganya tinggal di tempat terpisah. Anggota keluarganya ditangkap di Myittha, tempat mereka bersembunyi,” kata sumber itu seperti diberitakan media lokal Myanmar Now, Kamis.

Sumber tersebut menambahkan pasukan junta telah menggerebek rumah Kyaw Soe Naing di Kotapraja Ngazun sebanyak dua kali setelah surat penangkapan dikeluarkan.

Teman keluarga Kyaw Soe Naing lainnya mengecam penahanan yang dilakukan junta tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan ilegal.

“Tidak ada undang-undang di Myanmar yang mengatakan bahwa mereka dapat menangkap anggota keluarga jika mereka tidak dapat menangkap orang yang diinginkan. Itu tidak bisa diterima," ujar dia.

Sebelumnya, pasukan junta juga menangkap istri dan dua anak perempuan dari Soe Htay, seorang aktivis anti-kudeta di Mogok, Mandalay, bulan lalu, karena tidak dapat menemukan Soe Htay.

Pasukan junta membebaskan anak Soe Htay yang berusia lima tahun dua minggu kemudian.

Namun, istri dan anak pertama Soe Htay divonis hukuman tiga tahun penjara pada pertengahan Juli.

Berdasarkan data kelompok masyarakat sipil, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP), pasukan junta setidaknya menyandera 76 orang hingga 4 Juni, di mana yang termuda baru berusia dua tahun.

Dari total tersebut, AAPP mengungkapkan 28 orang telah dibebaskan, sementara sedikitnya 45 orang masih dalam tahanan rezim.

AAPP sekaligus mencatat total 931 orang tewas sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari.

Militer melakukan kudeta dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.