Hari HAM internasional, Filipina lindungi anak dari rekrutmen kelompok bersenjata

JAKARTA 

Pemerintah Filipina akan lebih memperkuat perlindungan anak dari rekrutmen kelomopok bersenjata dan teroris sehubungan dengan perayaan Hari HAM Internasional, lansir Philippine News Agency pada Senin.

Sekretaris Negara Filipina Salvador Medialdea menyampaikan eksploitasi anak oleh kelompok bersenjata masih terjadi di berbagai negara bagian.

Mereka, kata Medialdea, berasal dari anak-anak suku pribumi yang berusia 11 tahun.

“Anak-anak dan remaja diperdagangkan oleh kelompok komunis bersenjata, dibawa ke pedalaman, dan dipaksa menjadi prajurit," kata Medialdea.

Medialdea mengatakan beberapa anak berhasil diselamatkan oleh pasukan pemerintah, namun sebagian lainnya tetap menjadi korban yang dipaksa berperang.

Medialdea mengatakan pemerintah akan sepenuhnya menerapkan aturan perlindungan khusus anak dalam konflik bersenjata yang telah ditandatangani oleh Presiden Duterte pada Januari 2019.

Undang-undang tersebut mengharuskan Filipina “memberikan perlindungan khusus kepada anak-anak dalam situasi konflik bersenjata dari semua bentuk pelecehan, kekerasan, penelantaran, kekejaman, diskriminasi dan kondisi lain yang merugikan perkembangan mereka, dengan mempertimbangkan latar belakang gender, budaya, etnis dan agama.”

Undang-undang ini juga mengharuskan negara mengambil semua tindakan untuk mencegah perekrutan dan pelanggaran hak anak dalam konflik bersenjata.

"Kami berkomitmen untuk menumpas ancaman teroris ini terhadap anak-anak dan remaja kita," kata Medialdea.

Medialdea bertekad setiap warga Filipina harus terus menikmati buah perdamaian yang telah terjadi.

“Namun tekad semacam itu hanya dapat diwujudkan dalam masyarakat yang memungkinkan anak-anak dan remaja kita bangkit sebagai penggerak produktif dan pemimpin masa depan negara," kata dia.