Regional

Bisnis restoran di Malaysia menurun karena kabut asap

Tapi kondisi ini malah membuat perusahaan pengantar makanan kebanjiran order

Muhammad Nazarudin Latief  | 20.09.2019 - Update : 21.09.2019
Bisnis restoran di Malaysia menurun karena kabut asap Kantor Perdana Menteri Malaysia terlihat diselimuti asap akibat kebakaran hutan di Putra Jaya, Malaysia pada 10 September 2019. (Farid Tajuddin - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Kabut asap membuat bisnis restoran dan perdagangan memburuk, namun membuat perusahaan pengiriman makanan online menangguk untung

Gerai nasi kandar paling terkenal di Penang, Nasi Kandar Line Clear, menjadi salah satu yang menurun omsetnya karena kabut asap.

Restoran di Penang Road, yang biasanya ramai ini, kini meja dan kursinya kosong dengan hanya beberapa pelanggan.

“Ini hampir jam 11 pagi dan kami belum didatangi pelanggan biasa. Mereka yang langsung datang ke restoran kami.

"Masyarakat mengikuti peringatan negara dan memilih untuk dibawa pulang atau memasak di rumah. Ini pasti buruk untuk bisnis kami," kata operator Sahubar Ali Inachina Mohd Hanibah kemarin seperti diberitakan The Star.

Pemilik kedai desert Weld Quay Oo Qio juga mengklaim bahwa dia mengalami penurunan 40 persen bisnis karena kabut asap.

Koay Beng Tatt, 36, yang mewarisi bisnis dari kakeknya, mengatakan bahwa hanya beberapa pelanggan setia yang mendatangi kiosnya belakangan ini.

"Pelanggan saya datang ke sini untuk menikmati desert di bawah pohon rindang dan pengendara sepeda motor akan memesan takeaways.

“Biasanya pelanggan berbaris di sini untuk mengantre desert favorit mereka, Oh Kio, juga dikenal sebagai Aiyu Jelly.

"Tapi sekarang dengan kabut asap, kebanyakan orang enggan keluar ruangan," kata Koay yang sedang menunggu pelanggan di kiosnya kemarin.

Sementara itu, perusahaan pengiriman makanan online berkembang cepat dengan kondisi ini, salah satunya DeliverEat Sdn Bhd yang merasakan lonjakan pesanan hingga 40 persen.

“Kami memiliki pesanan makanan 8.000 tiap hari, tetapi ini sekarang telah meningkat menjadi lebih dari 11.000 selama beberapa hari terakhir.

“Orang-orang sadar kesehatan dan tidak mau mengambil risiko.

"Selain itu, lebih mudah untuk memesan," kata salah satu pendiri Leong Shir Mein.

Leong mengatakan mereka memastikan para pengantar menggunakan penutup muka selama tugas.

Pantauan The Star pengayuh becak di Penang Road tidur di kursi sambil menunggu pelanggan.

“Sekarang dengan kabut asap, benar-benar nol pelanggan.

"Kami telah menghabiskan beberapa hari terakhir menunggu keajaiban," kata salah satu dari mereka, yang menolak disebutkan namanya.

Kepala Menteri Chow Kon Yeow mengatakan kabut asap akan berdampak pada industri pariwisata.

“Pembatalan penerbangan atau penerbangan dialihkan akan membawa ketidaknyamanan bagi wisatawan dan juga orang-orang kita sendiri yang akan kembali atau keluar.

“Untuk industri, mereka juga khawatir tentang apakah pengiriman dapat dikirimkan tepat waktu untuk digunakan dalam produksi.

"Mudah-mudahan, masalah kabut asap akan hilang sesegera mungkin. Semakin lama seret, semakin banyak dampaknya; lebih banyak kerugian yang ditimbulkan, ”ujar dia pada konferensi pers setelah upacara pernikahan massal di Departemen Registrasi Nasional Penang kemarin.

Situasi kabut asap di negara bagian menunjukkan perbaikan kemarin.

Menurut Departemen Lingkungan, Balik Pulau dan Minden Indeks mempunyai Indeks Pencemar Udara (API) masing-masing dari 234 dan 205 pada pukul 01:00 meningkat menjadi 162 dan 141 pada 14:00.

Seberang Jaya dan Seberang Prai juga mencatat penurunan pembacaan API dari 160 dan 157 masing-masing menjadi 119 dan 104.

Pembacaan API antara 0 dan 50 baik, sementara 51 hingga 100 moderat, 101 hingga 200 tidak sehat, 201 hingga 300 sangat tidak sehat, dan 301 dan di atasnya berbahaya.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.