Jakarta Raya
Eşref Musa, Burak Karacaoğlu, Levent Tok
IDLIB
Setidaknya 124 ribu warga sipil mengungsi ke kamp-kamp di perbatasan Suriah-Turki akibat serangan intens pasukan rezim Bashar al-Assad dan Rusia di Idlib selama Idul Adha kemarin.
Setelah rezim Assad dan pendukungnya memasuki distrik selatan Han Sheikun pada waktu perayaan Idul Adha, sekitar 124.000 warga sipil selatan Idlib mengungsi ke perbatasan Turki, ungkap Direktur Koordinasi Penanganan Suriah, Muhammad Hallaj, kepada Anadolu Agency.
Hallaj mengungkapkan sebanyak 19.231 keluarga menempati tempat penampungan pengungsi di dekat perbatasan Turki, sebagian dari mereka mendatangi kamp Atma, Kah, Deir Hassan, dan Kaft Lusin di seberang distrik Reyhanli, Provinsi Hatay, Turki.
Sebagian dari mereka kemudian beralih ke daerah Operasi Perisai Eufrat dan Operasi Ranting Zaitun, lanjut dia.
Hallaj menggarisbawahi bahwa serangan dan pengepungan terhadap sipil selama hari raya Idul Adha di daerah Khan Sheikhun dan daerah sekitarnya memaksa para warga berpisah dari kampung halamannya.
Hallaj mengatakan perlunya mendirikan perumahan, sekolah, masjid dan kamp bagi mereka yang terlantar.
Direktur Koordinasi Penanganan Suriah Hallaj mengatakan bahwa jika serangan pasukan Assad dan Rusia berlanjut ke distrik Serakib dan Maarratinnuman, maka jumlah pengungsi dapat mencapai satu juta jiwa.
Menyusul pertemuan 17 September di Sochi antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin, keduanya sepakat membangun zona demiliterisasi - di mana tindakan agresi dilarang secara tegas - di Idlib.
Di bawah kesepakatan itu, kelompok-kelompok oposisi di Idlib diizinkan untuk tetap menempati wilayah, sementara Rusia dan Turki mulai melakukan patroli gabungan di daerah itu untuk mencegah pertempuran kembali meletus.
Sejalan dengan kesepakatan Sochi, kelompok oposisi menarik persenjataan berat mereka dari daerah tertentu di Idlib sejak 10 Oktober.
Suriah baru saja mulai keluar dari konflik dahsyat yang dimulai pada 2011 ketika rezim Assad menindak keras para demonstran dengan keganasan yang tidak terduga.
Sejak itu, puluhan ribu orang tewas dalam konflik sementara jutaan lainnya terpaksa mengungsi.