Politik, Dunia

Rusia klaim S-300 akan tutup wilayah udara Suriah

Pejabat Rusia Vladimir Ermakov berkata pengiriman sistem pertahanan ini untuk stabilitas wilayah

Astudestra Ajengrastrı  | 26.09.2018 - Update : 27.09.2018
Rusia klaim S-300 akan tutup wilayah udara Suriah Ilustrasi. (Foto File - Anadolu Agency)

Ankara

Emre Gurkan Abay

MOSKOW

Rusia mengatakan sistem pertahanan S-300 akan menutup beberapa bagian wilayah udara Suriah "di mana diperlukan", kata salah satu pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia dalam konferensi pers pada Selasa.

Vladimir Ermakov, kepala Departemen Pengendalian Senjata dan Nonproliferasi Kementerian Luar Negeri Rusia berkata, "Persediaan Rusia ke Suriah akan menutup wilayah udara Suriah bila diperlukan."

"Tidak ada sama sekali [yang melarang tindakan Rusia ini] di area pengurangan penggunaan senjata untuk menyerang, gudang senjata rudal dan senjata kimia, kecuali kesepakatan Rusia-AS. Dan situasi saat ini membuat kesempatan adanya perundingan baru di beberapa tahun ke depan tak memungkinkan," ujar Ermakov.

Pada Senin, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berkata melalui pernyataan bahwa negaranya akan menghibahkan sistem rudal antipwsawat S-300 kepada pasukan rezim Suriah dalam dua pekan.

"Sistem ini mampu menghadang ancaman serangan udara dalam radius lebih dari 250 kilometer dan menembak beberapa target sekaligus," ujar dia dalam pernyataan itu.

Berkebalikan dengan kekhawatiran Penasihat Nasional AS John Bolton bahwa hibah peralatan ini akan membuat tensi meninggi, Ermakov berkata pengiriman ini justru akan "membuat stabilitas" dan memperbaiki situasi wilayah tersebut.

"Faktanya, tindakan ini akan membuat stabilitas wilayah, karena kami akan bisa menutup wilayah udara bila dan di tempat yang diperlukan, dan yang terpenting, anggota pasukan kami yang menjalankan tugas internasional atas undangan pemerintah Suriah akan terlindungi," ujar dia, seperti dikutip dari kantor berita Rusia, RIA Novosti.

Juga berbicara dalam konferensi pers yang sama, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan bahwa hibah sistem S-300 ini "tidak ditujukan untuk negara ketiga".

Pekan lalu, jet-jet tempur F-16 Israel memasuki wilayah udara Suriah untuk menyerang markas-markas militer di Provinsi Latakia, di bagian barat laut negara tersebut.

Saat sistem pertahanan udara S-200 buatan Rusia milik Suriah merespons serangan udara ini, sebuah pesawat militer Il-20 Rusia terkena tembakan rudal, menghancurkan pesawat itu dan 15 personil militer di dalamnya.

Moskow menuduh Israel menggunakan pesawat Rusia tersebut sebagai tameng untuk menghadang pertahanan Suriah.

Rusia mendukung pasukan rezim Suriah, sementara Israel melakukan serangan kepada pasukan yang diduga didukung oleh Iran yang beroperasi di sepanjang perbatasan kedua negara.

Kedua pasukan militer itu melakukan kerja sama dengan saluran gawat darurat untuk mencegah insiden terulang.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.