Nasional

Mayoritas sekolah di Indonesia belum dibuka untuk belajar tatap muka

Hingga 19 September 2021, baru 42 persen sekolah telah dibuka untuk belajar tatap muka

Nicky Aulia Widadio  | 21.09.2021 - Update : 22.09.2021
Mayoritas sekolah di Indonesia belum dibuka untuk belajar tatap muka Guru-guru memeriksa suhu tubuh siswa yang akan mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN 05 Kalisari, Jakarta, Indonesia pada Senin, 30 Agustus 2021. Sebanyak 610 Sekolah-sekolah di Jakarta memulai pembelajaran tatap muka terbatas setelah pemerintah melonggarkan pembatasan Covid-19. ( Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

JAKARTA 

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengatakan sebagian besar sekolah di Indonesia masih belum dibuka untuk belajar tatap muka secara terbatas meski pemerintah telah mengizinkan.

Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbudristek Jumeri menuturkan baru 42 persen sekolah yang telah dibuka hingga 19 September 2021.

Menurut dia, sekolah di 99 persen wilayah di Indonesia semestinya telah bisa dibuka karena tren penularan Covid-19 yang membaik.

Hanya tujuh kabupaten dan kota di Indonesia yang masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, sedangkan yang lainnya telah menerapkan PPKM level 1 hingga 3.

“Sebagian besar sekolah belum bisa tatap muka karena belum diizinkan oleh daerahnya,” kata Jumeri melalui diskusi virtual pada Selasa.

Mayoritas sekolah yang telah dibuka yakni di Aceh, Maluku Utara, dan Sumatra Barat. Sementara itu, mayoritas sekolah di Jakarta masih belum dibuka.

Dari jumlah sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas, Jumeri menuturkan hanya 2,8 persen satuan pendidikan yang melaporkan terjadinya penularan Covid-19.

Kemendikbudristek berharap pemerintah dapat mendorong pembukaan kembali sekolah, juga mempercepat program vaksinasi bagi guru dan tenaga pendidikan di seluruh Indonesia.

Menurut Jumeri, program vaksinasi bagi tenaga pendidikan di Indonesia ditargetkan rampung pada akhir September ini.

Sebanyak 530 ribu sekolah di Indonesia ditutup pada Maret 2020 akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada 60 juta siswa dan 4 juta guru.

Sejumlah studi menunjukkan penutupan sementara sekolah justru berdampak buruk pada capaian belajar siswa, kesehatan mental, hingga kesejahteraan anak Indonesia.

Pembelajaran jarak jauh juga terbukti tidak seefektif belajar tatap muka, terutama pada anak-anak yang memiliki keterbatasan akses terhadap gawai dan internet.

Penutupan sekolah juga berisiko membuat anak putus sekolah karena terpaksa bekerja membantu keuangan keluarga di tengah krisis akibat pandemi, pernikahan dini, hingga kekerasan yang tidak terdeteksi.

Selain itu, penutupan sekolah membuat anak-anak mengalami kehilangan pembelajaran pada tahap kritis perkembangan mereka yang memiliki dampak jangka panjang.

Sejumlah lembaga seperti UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini mendorong agar sekolah-sekolah di Indonesia kembali dibuka secara aman demi mengurangi risiko tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın