Ekonomi, Nasional

Kegiatan dunia usaha pada kuartal kedua turun drastis

Penurunan tersebut terlihat dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang terkontraksi 35,75 persen pada kuartal kedua 2020, lebi dalam dibandingkan dengan kontraksi 5,56 persen pada kuartal pertama 2020

Iqbal Musyaffa  | 13.07.2020 - Update : 13.07.2020
Kegiatan dunia usaha pada kuartal kedua turun drastis Ilustrasi: (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Bank Indonesia mengatakan berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan dunia usaha turun pada kuartal kedua 2020.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan penurunan tersebut terlihat dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang terkontraksi 35,75 persen pada kuartal kedua 2020.

“SBT tersebut terkontraksi lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi 5,56 persen pada kuartal pertama 2020,” ujar Onny dalam keterangan resmi, Senin.

Dia menjelaskan bahwa penurunan kegiatan dunia usaha terjadi pada seluruh sektor ekonomi dengan penurunan terdalam pada sektor industri pengolahan yang terkontraksi 11,61 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontraksi 7,21 persen, dan sektor jasa-jasa dengan kontraksi 4,49 persen.

“Penurunan realisasi kegiatan usaha masih disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang menghambat kegiatan produksi, menurunnya permintaan, serta gangguan pasokan dan distribusi,” urai Onny.

Dia menambahkan bahwa sejalan dengan penurunan kegiatan dunia usaha, kapasitas produksi terpakai dan penggunaan tenaga kerja pada kuartal kedua 2020 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Kapasitas produksi terpakai pada kuartal kedua 2020 tercatat sebesar 69,28 persen, lebih rendah dibandingkan 74,09 persen pada kuartal pertama 2020 dan 77,18 persen pada kuartal kedua 2019.

Kapasitas produksi terpakai terendah dialami sektor industri pengolahan 61,83 persen dan industri pertambangan dan penggalian 65,98 persen.

Kemudian, SBT tenaga kerja pada kuartal kedua 2020 tercatat mengalami kontraksi 22,35 persen, atau lebih rendah dibandingkan kontraksi 1,13 persen pada kuartal pertama 2020 dan 2,47 persen pada kuartal kedua 2019.

Penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada seluruh sektor, terdalam pada sektor industri pengolahan (SBT terkontraksi 7,97 persen) dan perdagangan, hotel, dan restoran (SBT terkontraksi 4,72 persen).

Sementara itu, kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha juga menunjukkan penurunan pada kuartal kedua 2020, dengan akses terhadap kredit perbankan yang lebih sulit.

Berdasarkan kondisi likuiditasnya, Saldo Bersih (SB) likuiditas perusahaan pada kuartal kedua 2020 tercatat mengalami kontraksi 18,13 persen, turun cukup dalam dari 14,94 persen pada kuartal sebelumnya

Pada kuartal ketiga 2020, responden memperkirakan kegiatan usaha akan meningkat didukung oleh perbaikan seluruh sektor, dengan SBT sebesar 0,52 persen.

Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan kegiatan dunia usaha diperkirakan terutama pada sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor jasa-jasa.

“Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian seiring dengan cuaca yang mendukung dan permintaan yang diperkirakan mulai meningkat,” jelas Onny.

Sementara itu, peningkatan pada sektor jasa-jasa terutama pada sub sektor administrasi pemerintahan didorong oleh berbagai program pemerintah pusat dan daerah dalam rangka penanggulangan Covid-19.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.