Nasional

Jokowi minta BMKG jaga alat pemantau bencana

"Jangan sampai baru dipasang dua hari barangnya hilang. Baru dipasang seminggu sudah tidak ada barangnya," jelas Presiden Joko Widodo

Erric Permana  | 23.07.2019 - Update : 23.07.2019
Jokowi minta BMKG jaga alat pemantau bencana Presiden Joko Widodo membuka rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana BNPB dan BPBD di JX International Convention Exhibition, Surabaya, Jawa Timur pada 2 Februari 2019. (Biro Pers Sekretariat Presiden - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Erric Permana

JAKARTA

Presiden Joko Widodo meminta Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk terus melakukan pengecekan terhadap alat-alat pemantau bencana.

Jokowi, sapaan Joko Widodo, mengaku tidak ingin alat pemantau bencana tersebut mengalami kerusakan ataupun hilang.

Dia pun meminta BMKG untuk berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk melakukan pemantauan serta pengecekan alat pemantau tersebut.

"Jangan sampai baru dipasang dua hari barangnya hilang. Baru dipasang seminggu sudah tidak ada barangnya," jelas Jokowi saat membuka Rakornas BMKG Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa.

Dalam rakornas, Jokowi juga meminta agar BMKG meningkatkan kembali respon serta sensitivitas aparatnya agar mampu memberikan peringatan dini kepada masyarakat.

Dengan demikian, resiko korban akibat bencana berkurang. Apalagi Indonesia masuk dalam negara yang rawan akan bencana.

"Saya melihat sekarang kalau ada gempa, misalnya, 5,5 SR atau di atasnya, langsung di TV keluar ada tidaknya potensi tsunami, dulu-dulu tidak pernah. saya kira ini kemajuan lompatan yang sangat baik dari BMKG," jelas dia.

Jokowi mengimbau BMKG untuk menjalin koordinasi yang baik dengan pemerintah daerah.

Dia berharap dengan adanya koordinasi tersebut maka pembangunan daerah bisa mengacu pada pantauan BMKG mengenai lokasi rawan bencana.

"Jangan sampai kita mengulang sebuah kesalahan yang jelas jelas di situ garisnya lempengan tektonik kok dibangun perumahan besar-besaran," tambah dia.

Edukasi kepada masyarakat mengenai kondisi Indonesia yang rawan bencana juga harus dilakukan sedini mungkin.

"Bukan meresahkan, sampaikan dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Itu edukasi, memberikan pembelajaran kepada masyarakat," kata dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.