Nasional

Indonesia tertinggal di industri hulu selama puluhan tahun

Guna membangun industri hulu, Indonesia perlu upaya menarik masuknya investasi asing langsung (FDI) yang sangat ditentukan oleh iklim investasi, infrastruktur, konektivitas, dan sistem logistik

İqbal Musyaffa  | 10.12.2019 - Update : 11.12.2019
Indonesia tertinggal di industri hulu selama puluhan tahun Ilustrasi. Industri hulu tanah air. (Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Kementerian Keuangan mengatakan Indonesia sudah cukup lama tertinggal dalam industri hulu karena sejak 40 tahun lalu hingga saat ini belum ada lagi pembangunan di sektor tersebut.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan belum ada pembangunan pabrik baja, industri kimia organik dan anorganik, serta industri lainnya setelah terakhir kali ada pembangunan di tahun periode 1990-an

“Struktur industri kita sebagian besar mengandalkan input dari impor dan kalau ekspor naik pertumbuhan bisa terbantu, namun dalam jangka panjang impor juga akan naik,” jelas dia dalam diskusi di Jakarta, Selasa.

Dia mengakui bahwa ekspor impor menjadi hal yang cukup dilematis sehingga perlu dicari titik tengahnya, salah satunya dengan mulai membangun industri hulu.

Suahasil mengatakan untuk membangun industri hulu perlu upaya menarik masuknya investasi asing langsung (FDI) yang sangat ditentukan dengan kondisi iklim investasi, infrastruktur, konektivitas, dan sistem logistik.

“Kita ingin FDI masuk dan bertahan lama di sini serta portofolio capital income juga masuk dan bertahan lama,” ujar Suahasil.

Menurut dia, apabila FDI masuk dan bertahan lama di Indonesia biasanya ditempatkan melalui pembangunan pabrik dan fasilitas lainnya.

Sementara untuk investasi portofolio investor hanya melihat kondisi pertumbuhan ekonomi dan inflasi saja, serta dana yang ditempatkan bisa keluar masuk kapan saja.

Suahasil mengatakan Presiden telah memberikan arahan jelas dalam visinya untuk melakukan transformasi ekonomi dengan mendorong pengembangan sektor manufaktur.

Kontribusi sektor manufaktur terhadap pertumbuhan Indonesia sejak krisis 1998 hingga saat ini masih relatif rendah, sehingga agar transformasi ekonomi dapat terjadi, share pertanian dalam perekonomian harus bisa tergantikan dengan sektor manufaktur dan juga jasa.

“Ini menjadi PR kita untuk mengembalikan kontribusi manufaktur dengan cara membangun infrastruktur dan memperbaiki mutu modal manusia, transformasi ekonomi, serta memangkas birokrasi dan regulasi,” kata dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.