Nasional

Indonesia fokus pada skenario pertumbuhan ekonomi di atas 0%

Ekonomi diharapkan bisa recover jadi 0,4 persen pada kuartal ketiga dan pada kuartal keempat bisa diakselerasi jadi 3 persen

Iqbal Musyaffa  | 28.07.2020 - Update : 29.07.2020
Indonesia fokus pada skenario pertumbuhan ekonomi di atas 0% Ilustrasi: Aktivitas ekspor-impor di pelabuhan. (foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Pemerintah terus berupaya agar pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 tetap tumbuh positif di atas 0 persen melalui upaya pemulihan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat, setelah pada kuartal kedua mengalami pertumbuhan negatif.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada penanganan Covid-19 di semester kedua ini, seiring dengan mulai dibukanya kembali aktivitas ekonomi.

“Ekonomi diharapkan bisa recover jadi 0,4 persen pada kuartal ketiga dan pada kuartal keempat bisa diakselerasi jadi 3 persen,” jelas Menteri Sri Mulyani sesudah rapat terbatas kabinet di Istana Negara, Selasa.

Dia mengatakan apabila perkiraan tersebut bisa terjadi, maka pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun bisa tetap berada dalam zona positif.

“Presiden meminta menteri dan pemda agar mengupayakan kita tetap dalam skenario pemulihan ekonomi tetap tumbuh di atas 0 persen,” ungkap Menteri Sri Mulyani.

Akan tetapi, dia mengakui bahwa kondisi ketidakpastian masih membayangi, termasuk juga pada upaya pemulihan ekonomi tahun depan sehingga pemerintah memutuskan memperlebar rencana defisit anggaran pada tahun 2021 menjadi 5,2 persen dari PDB.

Sementara itu, pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Natha Kacaribu mengatakan sebelum terjadi Covid-19 banyak yang positif bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,3 persen.

Namun, target pertumbuhan ekonomi kemudian direvisi menjadi minus 0,4 persen sampai 2,3 persen seiring dengan meningkatnya kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia.

“Tahun ini kita bisa menerima kenyataan bahwa ekonomi tidak akan tumbuh maksimal dan harus disadari bahwa masalah Covid-19 harus ditangani terlebih dahulu karena bicara soal nyawa,” ujar Febrio dalam diskusi virtual.

Dia mengatakan secara global Bank Dunia mengestimasikan lebih dari 20 persen negara dunia akan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi.

“Kalau Indonesia tidak resesi, kita akan masuk kelompok yang sangat minoritas. Tapi kalau kita kontraksi, harapannya tidak sedalam negara maju,” tambah dia.

Lebih lanjut, Febrio mengatakan saat ini sudah mulai ada tanda-tanda perbaikan ekonomi di kuartal ketiga, sehingga diharapkan bisa tumbuh di atas 0 persen.

“Tandanya indeks PMI (Purchasing Managers’ Index) sudah mulai pulih ke arah 39 dan mobilitas masyarakat juga sudah mulai meningkat serta ekspor juga sudah tumbuh positif,” kata dia.

Febrio menambahkan saat ini juga sudah mulai ada permintaan kredit modal kerja pada Juni dan meningkat di Juli, sehingga pemerintah harus menggenjot pertumbuhan kredit selagi masih ada momentum pertumbuhan.

Dia mengatakan anggaran belanja di kementerian dan lembaga juga bisa digunakan dengan baik untuk mendorong pertumbuhan sehingga pemerintah memperkirakan kisaran pertumbuhan sepanjang 2020 di antara 0,4 persen hingga 1 persen dan bisa selamat dari kontraksi.

Namun, dia mengatakan hal terpenting adalah upaya untuk melanjutkan upaya pemulihan secara perlahan yang harus dilakukan dengan hati-hati.

“Tapi dengan adanya Covid-19, kita tidak bisa bergerak banyak. Jangan sampai kita buka aktivitas ekonomi malah menimbulkan second wave, jadi tetap kita tidak bisa gegabah,” lanjut dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.