Nasional

Evakuasi helikopter MI-17 yang jatuh di Papua terkendala cuaca buruk

TNI Angkatan Udara menurunkan satu pesawat CN 235 beserta dua helikopter untuk membantu proses evakuasi

Errıc Permana  | 11.02.2020 - Update : 12.02.2020
Evakuasi helikopter MI-17 yang jatuh di Papua terkendala cuaca buruk Ilustrasi. (Foto file-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Evakuasi terhadap puing dan korban helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang jatuh di Pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua terkendala cuaca buruk.

Komandan Landasan Udara (Danlanud) Silas Parepare, Jayapura Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso mengatakan TNI Angkatan Udara menurunkan satu pesawat CN 235 beserta dua helikopter untuk membantu proses evakuasi.

"Untuk [operasi] yang helikopter cuaca di Oksibil jelek sehingga tidak jadi terbang. CN tadi rencana 2 kali penerbangan [sortie], di sortie kedua cuacanya buruk sehingga tidak bisa melanjutkan misi," kata Tri Bowo Budi Santoso kepada wartawan, Selasa.

Rencananya pesawat CN 235 kata dia ditugaskan untuk mengangkut pasukan dan logistik serta jenazah korban jatuhnya helikopter dari Distrik Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang ke Kota Sentani, Jayapura.

TNI AU kata dia juga menerjunkan 20 anggota Pasukan Khas (Paskhas) untuk membantu melakukan evakuasi bersama dengan pasukan TNI Angkatan Darat.

Skenario evakuasi kata dia melalui jalur darat lantaran helikopter tidak bisa mencapai titik jatuhnya MI-17.

"Di sana informasinya, di ketinggian tidak bisa mendarat dengan helikopter. Jadi, pasukan itu diturunkan di titik terdekat," kata Tri Bowo Budi Santoso.

Setelah dievakuasi ke lokasi yang dimungkinkan maka puing itu akan diangkut menggunakan helikopter milik TNI AD jelas Tri Bowo.

Sebelumnya, TNI telah menemukan puing-puing helikopter MI-17 No Reg HA 5138 milik TNI Angkatan Darat yang hilang sejak Juni 2019 lalu di Papua

Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Herman Asaribab mengatakan helikopter tersebut ditemukan di salah satu tebing di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang.

"Betul, tadi saya melihat langsung lokasi puing dari ketinggian 12.500 feet selanjutnya kita akan fokus untuk melakukan kegiatan evakuasi terhadap korban. Evakuasi harus dipersiapkan dengan matang mengingat lokasi puing berada di tebing dengan sudut hampir 90 derajat," kata Mayjen TNI Herman Asaribab.

Herman mengatakan TNI akan meminta izin kepada masyarakat setempat untuk melakukan evakuasi karena lokasi tersebut dianggap sakral.

Helikopter MI-17 No Reg HA 5138 dinyatakan hilang sejak tanggal 28 Juni 2019.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın