Menteri Ketenagakerjaan minta SDM Indonesia kian melek teknologi
Sebuah riset menyebut Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia
Jakarta Raya
Megiza Asmail
JAKARTA
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menilai sumber daya manusia di Indonesia melek teknologi. Dia menyebut, dampak dari melek teknologi dapat membantu peningkatan ekonomi.
“Jika SDM di Indonesia melek teknologi, maka ekonomi kita bisa tumbuh hingga 7 persen,” kata Menteri Ketenagakerjaan dalam sambutannya di acara Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan 2018 (INTEGRA 2018), Senin.
Menteri Hanif menambahkan, pembangunan ketenagakerjaan selama empat tahun terakhir menunjukkan kemajuan yang cukup baik.
Kata dia, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 67,26 persen, tingkat pengangguran yakni 5,34 persen, serta tingkat pekerja yang bekerja sektor formal mencapai 43,16 persen.
“Karena itu Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia sebagaimana hasil riset McKinsey Global Institute yang meramalkan Indonesia menjadi negara ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2030,” sebut Menteri Hanief.
Di tempat yang sama, Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia Rhenald Kasali mengatakan gelombang shifting atau peralihan global melanda di semua sektor termasuk sektor ketenagakerjaan.
Karena itu, menurut Rhenald, seluruh pihak harus mau membaca arah perkembangan teknologi.
“Kuncinya kita harus melakukan upskilling dan retraining tenaga kerja. Agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan di era teknologi,” kata Rhenald.
Sebab, menurut dia, pekerjaan-pekerjaan yang ada pada abad ke-20, perlahan akan digantikan oleh pekerjaan-pekerjaan baru berbasis teknologi.
Rhenald menambahkan, pekerjaan-pekerjaan lama bisa saja tetap dibutuhkan, sepanjang pelaku bisa memperkaya diri dengan aplikasi teknologi.
Dalam kesempatan ini, Kementerian Ketenagakerjaan memberi penghargaan kepada daerah-daerah yang dianggap berprestasi dalam Pembangunan Ketenagakerjaan.
Terdapat 19 kategori penghargaan yang diserahkan Kementerian Ketenagakerjaan kepada 13 pemerintah daerah sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian pembangunan ketenagakerjaan di masing-masing daerah.
Dalam menentukan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) 2018, Kementerian Ketenagakerjaan mengukur sembilan indikator utama dan 22 sub indikator Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan.
Daerah-daerah yang mendapatkan IPK tertinggi dari berbagai kategori dalam INTEGRA 2018 yaitu:
Provinsi dengan Urusan ketenagakerjaan Besar
Terbaik Pertama : Sulawesi Selatan
Terbaik kedua : Jawa Timur
Terbaik Ketiga : Jawa Tengah
Provinsi dengan Urusan Ketenagakerjaan Sedang
Terbaik Pertama : Kalimantan Timur
Terbaik Kedua : DKI Jakarta
Terbaik Ketiga : D.I. Yogyakarta
Provinsi dengan Urusan Ketenagakerjaan Kecil
Terbaik Pertama : Sulawesi Tengah
Terbaik Kedua : Kalimantan Utara
Terbaik Ketiga : Sulawesi Utara
Provinsi dengan Akselerasi Indeks Terbaik : Sulawesi Utara
Provinsi dengan Indikator Utama Perencanaan Tenaga Kerja Terbaik : D.I. Yogyakarta
Provinsi dengan Indikator Utama Penduduk dan Tenaga Kerja Terbaik : Bali
Provinsi dengan Indikator Utama Kesempatan Kerja Terbaik : DKI Jakarta
Provinsi dengan Indikator Utama Pelatihan Dan Kompetensi Kerja Terbaik : Kalimantan Selatan
Provinsi dengan Indikator Utama Produktivitas Tenaga Kerja Terbaik : DKI Jakarta
Provinsi dengan Indikator Utama Hubungan Industrial Terbaik : Sumatera Barat
Provinsi dengan Indikator Utama Kondisi Lingkungan Kerja Terbaik : Jawa Tengah
Provinsi dengan Indikator Utama Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja Terbaik : Jawa Barat
Provinsi dengan Indikator Utama Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terbaik : DKI Jakarta
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.