Ekonomi

Rupiah menguat tipis setelah debat capres AS berlangsung panas

Rupiah kemungkinan akan berfluktuasi pada perdagangan besok, namun kemungkinan ditutup menguat terbatas sebesar 5-25 poin di level Rp14.850-14.930 per dolar AS

Iqbal Musyaffa  | 30.09.2020 - Update : 01.10.2020
Rupiah menguat tipis setelah debat capres AS berlangsung panas Ilustrasi (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Nilai tukar rupiah dalam penutupan perdagangan sore ini menguat tipis 15 poin di level Rp14.880 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.895 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dalam perdagangan besok pagi mata uang rupiah kemungkinan akan berfluktuasi, namun kemungkinan ditutup menguat terbatas sebesar 5-25 poin di level Rp14.850-14.930 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan debat calon presiden Amerika Serikat yang berlangsung panas dan kacau jelang pemilihan presiden 3 November mendatang menjadi faktor yang membuat nilai tukar rupiah menguat.

Dalam debat tersebut, Trump dan Biden dengan kacau memperdebatkan masalah seperti kepemimpinan Trump, pandemi Covid-19, ekonomi, dan pajak.

“Tetapi investor tidak dapat memutuskan pemenang, dengan tidak ada kandidat yang mencetak keunggulan yang menentukan dalam debat tersebut,” ujar Ibrahim dalam keterangan resmi, Rabu.

Ibrahim mengatakan para analis pasar melihat debat tersebut tampak hanya seperti ajang menghina satu sama lain oleh para kandidat tersebut sehingga tidak banyak berdampak pada pasar.

“Investor juga fokus pada kemajuan Kongres AS menuju pengesahan RUU stimulus fiskal USD2,2 triliun terbaru yang diusulkan oleh Demokrat pada hari Senin kemarin,” jelas dia.

Dia mengatakan pengesahan stimulus fiskal oleh Kongres AS semakin dekat setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengatakan pada hari Selasa bahwa kesepakatan dengan Gedung Putih dapat dimungkinkan pada minggu ini, dengan pembicaraan lebih lanjut dijadwalkan dengan Menteri Keuangan Steve Mnuchin di kemudian hari.

“Namun, beberapa investor tidak optimis bahwa RUU tersebut akan disahkan oleh Kongres dalam formula seperti saat ini,” tambah dia.

Sementara itu, indeks manajer pembelian (PMI) China untuk bulan September yang dirilis pada hari Selasa tetap di atas angka 50 yang menunjukkan pemulihan lanjutan ekonomi China dari dampak Covid-19.

PMI manufaktur China sebesar 51,5 atau lebih besar dari perkiraan 51,2 dan PMI non-manufaktur 55,9 lebih besar dari 55,2 pada Agustus.

Kemudian dari sisi internal masih terdapat permasalahan pandemi virus korona yang terus meningkat yang kemungkinan akan bisa teratasi setelah pemerintah optimis vaksin akan tersedia di akhir tahun untuk didistribusikan ke sejumlah rumah sakit di 34 provinsi.

“Informasi ini membuat masyarakat berkeyakinan masalah pandemi virus korona akan berakhir dan masyarakat sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa sehingga membantu mengurangi beban pemerintah yang selama ini berfokus di vaksin Covid-19,” imbuh Ibrahim.

Selanjutnya, keinginan pemerintah bahwa perkantoran, mal, hotel, restoran, dan cafe serta usaha yang lainnya untuk kembali dibuka akan memacu masyarakat untuk berbelanja sehingga konsumsi masyarakat akan kembali berjalan.

“Seiring dengan berjalannya roda ekonomi pasti akan dibarengi dengan meningkatnya dana asing kembali masuk (Investasi) dan itu bisa di lihat dari Infrastruktur yang kembali dikerjakan,” lanjut dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.