Ekonomi, Nasional

Penurunan suku bunga acuan untuk jaga momentum pertumbuhan

Kebijakan tersebut juga sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan dampak perlambatan ekonomi dunia

İqbal Musyaffa  | 22.08.2019 - Update : 22.08.2019
Penurunan suku bunga acuan untuk jaga momentum pertumbuhan Gedung Bank Indonesia. (Foto file-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Kebijakan Bank Indonesia untuk kembali menurunkan suku bunga kebijakan BI7DRR merupakan salah satu upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kebijakan tersebut juga sebagai langkah antisipasi terhadap kemunginan dampak perlambatan ekonomi dunia.

Dia menjelaskan pertimbangan penurunan suku bunga adalah karena BI melihat pola pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada triwulan II berada di angka 5,05 persen, lebih rendah dari triwulan I yang sebesar 5,07 persen.

“Komposisinya terdiri dari konsumsi yang masih oke karena adanya stimulus fiskal berupa bansos,” jelas Perry dalam konferensi pers sesudah rapat dewan gubernur BI di Jakarta, Kamis.

Selain itu, Perry menambahkan kinerja ekspor masih terkena dampak perlambatan ekonomi dunia yang secara riil pada triwulan II turun 1,8 persen.

Kemudian, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah permintaan domestik di samping konsumsi dan juga investasi.

Menurut Perry, investasi pada triwulan II tumbuh 5 persen dan untuk investasi bangunan tumbuh 5,46 persen sementara nonbangunan tumbuh 3,7 persen.

“Artinya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kita perlu dorong permintaan domestik, menjaga konsumsi, serta mendorong investasi,” ungkap dia.

Oleh karena itu, dia menegaskan bauran kebijakan Bank Indonesia diarahkan ke arah tersebut baik dari sisi moneter ataupun makroprudensial.

“Dari moneter kita turunkan BI rate dua kali dan dengan penurunan ini, kita arahkan untuk mendorong permintaan pembiayaan korporasi maupun rumah tangga,” lanjut Perry.

Dia menambahkan dengan penurunan suku bunga ini, maka biaya investasi oleh korporasi akan lebih rendah, meningkatkan permintaan investasi, mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi investasi dan permintaan pembiayaan dari perbankan maupun nonperbankan seperti pasar modal dalam negeri.

“Tapi, tentu saja kita perlu terus dorong penawaran pembiayaan termasuk kredit perbankan,” kata Perry.

Dia mengatakan sejak Desember BI telah mengendurkan likuiditas yang dipastikan cukup sehingga perbankan akan mampu menyalurkan kredit.

“Kita turunkan GWM 50 basis pioin ini akan dorong pasokan dan penawaran pembiayaan termasuk dari kredit perbankan,” tambah dia.

BI juga telah melonggarkan kebijakan makroprudensial termasuk rasio intermediasi makroprdunesial dan mempercepat implementasi giro wajib minimum averaging untuk memperlonggar manajemen likuiditas.

Perry memperkirakan pada pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2019 akan ada sejumlah perbaikan dari sisi ekspor meskipun secara riil masih turun, tetapi tidak sebesar di triwulan II.

“Konsumsi bagus, investasi akan meningkat sehingga secara keseluruhan BI memprediksi pertumbuhan ekonomi triwulan III akan lebih baik dari triwulan II 2019,” tambah Perry.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.