Dunia, Ekonomi, Nasional

Mi Indonesia jadi makanan mewah narapidana Australia

Produk lain yang diminati adalah bakpia yang sudah mendapatkan izin produksi dan dijual di Brisbane dan Queensland

Muhammad Nazarudin Latief  | 25.09.2018 - Update : 25.09.2018
Mi Indonesia jadi makanan mewah narapidana Australia Ilustrasi - sebuah mesin pembuat mi sedang beroperasi ( Foto File - Anadolu Agency )

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA 

Daging olahan Indonesia berhasil masuk ke pasaran Australia untuk pertama kali selama delapan tahun terakhir, ujar Kepala Atase Perdagangan Indonesia di Canberra, Nurimansyah, Selasa.

Daging olahan masuk dalam produk Bakmi Mewah produksi PY Mayora Indah Tbk. Bakmi ini mendapatkan pembeli yang meminta proposal penawaran untuk dijual pada Departemen Keadilan wilayah Victoria dengan dana sebesar Rp5,3 miliar selama dua tahun.

“Mi instan Indonesia jadi camilan narapidana di sana. Tahun lalu bakmi ini juga dikirim sebanyak 3 kontainer ke Australia” ujar Nurimansyah dalam siaran persnya.

Mi sudah lama menjadi makanan tambahan yang cukup mewah bagi para narapidana. Mi disukai karena rasanya yang enak dan cara penyajian yang mudah.

Penawaran ini diperoleh setelah produk-produk ini mengikuti pameran Fine Food Australia 2018 pekan lalu di Victoria, Australia.

Produk lain yang mendapat penawaran adalah kerupuk udang, bumbu masakan, kacang-kacangan, bakpia, kopi kemasan, permen, minuman air kelapa, serta teh baik konvensional maupun organik.

Transaksi potensial produk-produk ini mencapai USD1,3 juta, kata Nurimansyah.

Fine Food Australia adalah pameran makanan minuman terbesar di Australia yang telah berlangsung selama 34 tahun. Diikuti oleh 1.000 ekshibitor yang berasal dari lebih 60 negara seperti China, Amerika Serikat, Jerman, Italia, Austria, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Fiji, dan India.

Pada tahun ini, pengunjung pameran mencapai lebih dari 26.800 orang yang tidak hanya berasal dari Australia, tetapi juga dari negara-negara Kepulauan Pasifik, Asia, dan Eropa. Dari total pengunjung, sebanyak 66 persen memiliki kemampuan dalam membeli pada perusahaan yang diwakili.

Produk lain yang diminati adalah makanan khas Yogyakarta yaitu bakpia. Pada Juli 2018, bakpia sudah mendapatkan izin produksi oleh Pemerintah Australia dan telah dijual di beberapa kafe di Brisbane dan Queensland.

Berdasarkan data dari UN Comtrade Statistic, pada 2017, impor produk makanan olahan Australia dari dunia sebesar USD9,1 miliar. Nilai ini meningkat 3,16 persen dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar USD8,8 miliar.

Sedangkan perkembangan impor produk makanan minuman olahan dalam lima tahun terakhir meningkat 0,78 persen. Australia merupakan salah satu pasar potensial dengan populasi sekitar 24 juta jiwa, serta populasi Kepulauan Pasifik yang mencapai 15 juta jiwa.

“Artinya peluang produk Indonesia masih terbuka lebar,’ ujar dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın