Ekonomi, Nasional

Jokowi kembali tegur menteri, kali ini Menteri Pertahanan

Jokowi meminta agar Kementerian Pertahanan memprioritaskan belanja di dalam negeri dibandingkan di luar negeri untuk mendukung perekonomian di Indonesia.

Erric Permana  | 09.07.2020 - Update : 10.07.2020
Jokowi kembali tegur menteri, kali ini Menteri Pertahanan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Presiden Jokowi kembali menegur menterinya untuk segera mencairkan anggaran kementerian di tengah pandemi Covid-19.

Kali ini yang ditegur oleh Jokowi -- sapaan Presiden Joko Widodo -- ialah menteri yang memiliki anggaran terbesar di kabinet, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Dalam video rapat terbatas pada 7 Juli yang baru dirilis oleh pihak Istana Kepresidenan pada Rabu malam, Jokowi mendesak Prabowo agar segera mencairkan anggaran kementerian yang mencapai Rp117,9 triliun.

Jokowi juga menyebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Perhubungan dalam pidatonya, agar cepat mencairkan anggaran. Sementara Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan kembali disebut oleh presiden.

Selain itu, Kepolisian juga turut diingatkan oleh presiden Jokowi.

"Saya minta semuanya dipercepat, terutama yang anggarannya besar-besar. Ini Kemendikbud ada Rp70,7 triliun, Kemensos Rp104,4 triliun, Kemenhan Rp117,9 triliun, Polri Rp92,6 triliun, Kementerian Perhubungan Rp32,7 triliun," kata Presiden.

Dia juga meminta agar Kementerian Pertahanan, Kepolisian, dan Kementerian Kesehatan untuk memprioritaskan belanja di dalam negeri dibandingkan di luar negeri untuk mendukung perekonomian di Indonesia.

"Misalnya di Kemenhan, bisa saja di DI (Dirgantara Indonesia), beli di Pindad, beli di PAL. Yang bayar di sini ya yang cash, cash, cash. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), beli produk dalam negeri. Saya kira Pak Menhan juga lebih tahu mengenai ini," tegas dia.

"Kepolisian juga sama. Saya kira belanja-belanja yang dulu belanja ke luar, rem dulu. Beli belanja yang produk-produk kita agar apa, ekonomi kena trigger bisa memacu growth kita, pertumbuhan kita," kata dia.

"PCR juga dari dalam negeri. Kita sekarang sudah bisa buat PCR. Rapid test beli dalam negeri, karena kita bisa membuat semuanya. Jangan ada lagi beli yang dari luar. Apalagi hanya masker, kita bisa produksi sendiri. APD, 17 juta produksi kita per bulan. Padahal kita pakainya hanya 4-5 juta," tambah Jokowi.

Setelah menegur dengan keras para menterinya pada Juni lalu, Jokowi mengaku belum puas melihat program-program pemerintah di kementerian belum maksimal.

"Karena saya melihat stimulus ekonomi ini belum, Bansos sudah lumayan. Kesehatan, masih perlu dipercepat. Stimulus ekonomi baik untuk yang UMKM maupun yang tengah dan besar, belum," pungkas dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.