Ekonomi

Indonesia minta investor energi perhatikan kawasan rawan bencana

Menurut Menteri Jonan, sejauh ini, perkembangan investasi EBT menunjukkan kemajuan

Muhammad Nazarudin Latief  | 19.03.2019 - Update : 19.03.2019
Indonesia minta investor energi perhatikan kawasan rawan bencana Ilustrasi: Panel surya. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Pemerintah mengingatkan investor pada sektor energi baru terbarukan (EBT) untuk memperhatikan peta rawan bencana kawasan yang akan menjadi tempat eksplorasinya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan investor harus berkonsultasi terlebih dahulu pada Badan Geologi untuk memutuskan kawasan eksplorasi.

"Ini untuk mitigasi wilayah-wilayah rawan bencana. Biasanya ini kelewatan oleh para investor," ujar Menteri Jonan dalam siaran persnya, Selasa.

Menteri Jonan mengajak investor untuk menjalankan bisnis listrik berbasis energi primer setempat di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T). DI daerah seperti itu, misalnya PLTB di Nusa Tenggara harganya akan lebih bagus.

“Soal harga tidak perlu khawatir, Apalagi tiap tahun akan ada penyesuaian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) di masing-masing daerah,” ujar dia.

Menurut Menteri Jonan, sejauh ini, perkembangan investasi EBT menunjukkan kemajuan.

Menurut Menteri Jonan, dalam dua tahun terakhir (2017 - 2018), sudah ada 74 kontrak EBT yang ditandatangani atau setara 1.576 mega watt (MW).

Dengan rincian, lima beroperasi, 30 konstruksi dan 39 memasuki pembiayaan terakhir (financial close).

Hingga saat ini, porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional telah mencapai 12,4 persen, “ kata Menteri Jonan.

Porsi ini meningkat seiring beroperasinya PLT Bayu komersial pertama di Indonesia sebesar 75 MW di Sidrap, Sulawesi Selatan pada 2018.

Beberapa proyek strategis listrik EBT juga akan beroperasi tahun ini seperti PLTB Jeneponto, PLT Panas Bumi Mulut Balai, Sorik Merapi, Sokoria, dan Muara Laboh, ujar Menteri Jonan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.