Ekonomi

Indonesia bersaing dengan negara non-muslim kembangkan industri halal

Australia kini menjadi eksportir daging halal terbesar, sementara Korea Selatan merupakan produsen kosmetika halal

İqbal Musyaffa  | 22.02.2019 - Update : 24.02.2019
Indonesia bersaing dengan negara non-muslim kembangkan industri halal Ilustrasi aktivitas ekonomi syariah. Orang-orang mengunjungi London Muslim Lifestyle Show di Olympia di London, Inggris pada 15 April 2017. (Tolga Akmen - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Bank Indonesia (BI) mengatakan Indonesia kini harus bersaing dengan banyak negara berpenduduk muslim minoritas dalam pengembangan industri halal.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan Asutralia kini menjadi eksportir daging halal terbesar. Sementara Korea Selatan merupakan produsen kosmetika halal.

“Begitupun Thailand yang banyak memproduksi bumbu-bumbu dan makanan halal,” ujar Perry saat ditemui, Jumat.

Meski begitu, dia menilai Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim memiliki potensi dan prospek yang sangat besar dalam pengembangan industri halal.

“Kemampuan kita untuk mengembangkan industri ini dan juga ketersediaan pasar memang sangat terbuka,” tambah Perry.

Menurut Perry, Indonesia perlu terus menciptakan ekosistem ekonomi halal, terutama untuk sektor-sektor yang menjadi prioritas. Sektor industri halal yang menjadi prioritas Indonesia antara lain makanan, busana (fashion), pariwisata, serta kosmetika.

“Ekosistem halal berbasis komunitas dan industri juga perlu ditingkatkan,” imbuh dia.

Dia menambahkan kebijakan BI diarahkan untuk mengembangkan industri halal melalui pengembangan ekonomi komunitas termasuk di pesantren, serta bersinergi dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.