Ekonomi, Nasional

Fitch afirmasi peringkat kredit Indonesia tetap BBB dengan outlook stabil

Bank Indonesia menyebut afirmasi peringkat kredit tersebut menunjukkan bahwa stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia tetap terjaga di tengah pandemi Covid-19 yang menekan perekonomian global

Iqbal Musyaffa  | 11.08.2020 - Update : 12.08.2020
Fitch afirmasi peringkat kredit Indonesia tetap BBB dengan outlook stabil Ilustrasi: Wajah kota Jakarta sebagai sentral bisnis Indonesia. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Lembaga pemeringkatan Fitch mengafirmasi sovereign credit rating Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil, pada Senin.

Peringkat kredit tersebut tidak berubah dari posisi yang sama pada 24 Januari 2020 lalu.

Menurut pandangan Fitch, beberapa faktor kunci yang mendukung afirmasi peringkat Indonesia tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah.

Pada sisi lain, Fitch menggarisbawahi tantangan yang dihadapi, yaitu masih tingginya ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal, penerimaan pemerintah yang rendah, serta sisi struktural seperti indikator tata kelola dan PDB per kapita yang masih tertinggal dibandingkan negara peers.

Terkait penilaian tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan afirmasi peringkat kredit tersebut juga menunjukkan bahwa stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia tetap terjaga di tengah pandemi Covid-19 yang menekan perekonomian global.

“Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan pemerintah,” jelas Perry dalam keterangan resmi, Selasa.

Dia menambahkan bahwa Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Indonesia telah mengambil berbagai kebijakan di sisi fiskal, moneter, maupun sistem keuangan secara berhati-hati dan terukur untuk mengatasi dampak Covid-19 terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” urai Perry.

Menurut dia, berbagai indikator menunjukkan bahwa stabilitas makroekonomi masih terjaga sehingga turut mendukung ketahanan ekonomi nasional seperti inflasi pada Juli 2020 tercatat 1,54 persen secara tahunan dan diperkirakan akan berada dalam kisaran sasaran inflasi 3 plus minus 1 persen untuk keseluruhan 2020.

Defisit transaksi berjalan kuartal kedua 2020 juga diperkirakan tetap rendah dan investasi portofolio asing kembali mencatat net inflow.

“Sejalan dengan itu, nilai tukar rupiah secara point to point menguat 14,4 persen pada kuartal kedua 2020,” jelas Perry.

Cadangan devisa pada akhir Juli 2020 meningkat menjadi USD135,1 miliar atau setara dengan pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah terus melanjutkan upaya reformasi struktural, meskipun dalam beberapa bulan terakhir fokus kebijakan berada pada krisis yang sedang dihadapi.

Dia menambahkan terkait dengan omnibus law cipta lapangan pekerjaan, Fitch memahami rancangan undang-undang berisi sejumlah amandemen peraturan yang berkaitan dengan lingkungan bisnis dan bertujuan untuk menyederhanakan kerangka peraturan.

Omnibus law juga bertujuan untuk memudahkan pembebasan lahan, mengurangi jumlah item di daftar investasi negatif, dan memastikan fleksibilitas pasar tenaga kerja yang lebih besar.

“Dalam pandangan Fitch, reformasi tersebut berpotensi mengangkat pertumbuhan ekonomi dan Foreign Direct Investment dalam jangka menengah, bergantung pada detail dan implementasinya,” tambah Menteri Sri Mulyani.

Dia menilai langkah Fitch mempertahankan peringkat utang Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stable tersebut menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19 selama ini sudah berada pada jalur yang tepat dengan tiga tujuan utama.

Pertama, meningkatkan pelayanan kesehatan dalam rangka menanggulangi wabah.

Kedua, memberikan bantuan kepada masyarakat kecil yang terdampak. Ketiga, meningkatkan ketahanan dunia usaha dalam menghadapi wabah Covid-19.

“Kebijakan ini diharapkan dapat menolong perekonomian Indonesia untuk mengantisipasi resesi, dan mengoptimalkan serta menjaga stabilitas ekonomi Indonesia,” lanjut dia.

Selain Fitch, berikut ini beberapa posisi peringkat utang terakhir Indonesia dari lembaga pemeringkat lainnya:

Moody’s : Peringkat utang Baa2 dengan outlook stabil.

S&P : Peringkat utang BBB dengan outlook negatif.

Japan Credit Rating Agency : Peringkat utang BBB+ dengan outlook stabil.

Rating and Investment : Peringkat utang BBB+ dengan outlook stabil. 

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.