Ekonomi

Dampak virus korona mulai terasa di bulan Maret

Pada Februari dan Maret ini akan mulai terlihat besaran dampak dari Covid-19 yang secara konsensus akan memberikan dampak penurunan ekonomi sebesar 0,3 persen

Iqbal Musyaffa  | 24.02.2020 - Update : 25.02.2020
Dampak virus korona mulai terasa di bulan Maret Ilustrasi. (Foto file-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan dampak penyebaran virus korona (Covid-19) akan mulai terasa pada perekonomian Indonesia di bulan Maret mendatang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pada Februari dan Maret ini akan mulai terlihat besaran dampak dari Covid-19 yang secara konsensus akan memberikan dampak penurunan ekonomi sebesar 0,3 persen.

“Nanti kita lihat perkembangannya seperti apa,” jelas Menteri Airlangga di Jakarta, Senin.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan setiap hari pemerintah memantau perkembangan virus korona yang sudah memakan korban lebih dari 2.500 orang.

Dia mengatakan Indonesia sudah menutup lalu lintas orang dari dan menuju China sejak 5 Februari lalu sehingga saat ini sudah tidak ada lagi wisatawan dari China.

Akan tetapi, dampak dari penyebaran virus ini menurut dia juga akan berpengaruh terhadap lalu lintas barang, sementara 74 persen impor Indonesia adalah untuk kebutuhan bahan baku dan juga untuk barang modal.

“Sekarang memang masih ada stok cadangan, tapi siklusnya 1 hingga 2 bulan setelah puncak outbreak virus korona pada 30 Januari lalu baru akan terasa,” kata dia.

Susiwijono mengatakan 2 bulan setelah puncak penyebaran virus korona terjadi pada pertengahan Maret sehingga dampak terhadap ekonomi Indonesia mulai terasa, sehingga pemerintah terus memikirkan cara mengantisipasinya.

“Kita monitor dan melakukan berbagai terobosan kebijakan, ada insentif lalu lintas orang yang sudah kita rapatkan bolak balik, dan belanja kita [majukan] di kuartal I, serta strategi besar pemerintah menyelesaikan masalah terkait omnibus law,” ujar Susiwijono.

Menurut dia, berdasarkan estimasi ekonomi China akan terkontraksi 1-2 persen sementara dampak terhadap ekonomi Indonesia menyebabkan penurunan pertumbuhan 0,16-0,3 persen.

“Tapi kan tiba-tiba eksponensial jumlah kasus dan kematian sudah 10 kali lipat dalam waktu tidak sampai 3 minggu, jadi ekonomi harus siap,” lanjut dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.