Ekonomi, Nasional

Bank Indonesia yakin inflasi terjaga karena tiga faktor

Meskipun terjadi kemarau panjang, namun inflasi akan tetap di bawah 3,5 persen karena perkiraan tersebut sudah memperhitungkan dampak dari panjangnya musim kemarau

İqbal Musyaffa  | 22.08.2019 - Update : 23.08.2019
Bank Indonesia yakin inflasi terjaga karena tiga faktor Ilustrasi: Gedung Bank Indonesia. (Foto file-Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Bank Indonesia meyakini hingga akhir tahun nanti inflasi akan berada di bawah titik tengah sasaran 3,5 persen dan pada tahun depan akan berada di kisaran 3 persen karena tiga faktor utama yang memengaruhi.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan faktor pertama terjaganya ekspektasi inflasi karena sejalan dengan konsistensi kebijakan BI dan pemerintah untuk memastikan inflasi terjadi.

Kemudian, faktor kedua adalah permintaan agregat yang masih di bawah penawaran agregat dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II sebesar 5,05 persen.

“Faktor ketiga, karena pengaruh harga global yang minimal karena memang harga komoditas global turun dan juga nilai tukar yang terjaga stabil sehingga imported inflation terjaga,” jelas Perry seusai rapat dewan gubernur di Jakarta, Kamis.

Perry menambahkan meskipun saat ini terjadi kemarau berkepanjangan, namun tidak mengubah keyakinan bahwa inflasi akan tetap di bawah 3,5 persen karena perkiraan tersebut sudah memperhitungkan dampak dari panjangnya musim kemarau.

“Inflasi pada akhir tahun sebelumnya diprediksi 3,1 persen dengan kemarau ini mungkin menjadi 3,2-3,3 persen,” ungkap Perry.

Menurut dia, musim kemarau memengaruhi kenaikan harga beberapa bahan pangan utama, terutama cabai yang menjadi pendorong inflasi.

Namun, Perry mengatakan berdasarkan pantauan kantor-kantor perwakilan Bank Indonesia di berbagai daerah dalam dua bulan ke depan akan mulai terjadi panen cabai khususnya di Sumatera Utara sehingga memengaruhi harga secara keseluruhan terhadap inflasi.

Sementara itu, untuk komoditas pangan lainnya menurut Perry masih mencukupi seperti beras.

Perry mengatakan Perum Bulog sudah memastikan adanya pasokan lebih yang mencukupi dengan stok beras Bulog mencapai 2,5 juta ton dan akan bertambah menjadi 3 juta ton hingga akhir tahun.

“Dampak kemarau yang sedang berlangsung kita melihatnya hanya temporer,” imbuh dia.

Perry menegaskan pemerintah sudah mengantisipasi dampak kemarau panjang yang bisa berimbas pada kenaikan harga bahan-bahan pokok melalui koordinasi langkah pengendalian harga pangan.

“Pak Menteri Perekonomian sudah melakukan rapat koordinasi bagaimana langkah-langkah antisipatif terhadap dampak kemarau panjang ini untuk memastikan pasokan bahan pangan dan harga-harga terkendali,” tambah Perry.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.