Dunia

Uni Eropa desak negosiasi untuk sengketa Nagorno-Karabakh

Kedua belah pihak perlu melakukan pembicaraan tanpa prasyarat di bawah OSCE Minsk Group, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa

Muhammad Abdullah Azzam  | 08.10.2020 - Update : 08.10.2020
Uni Eropa desak negosiasi untuk sengketa Nagorno-Karabakh Ilustrasi: Meriam Azerbaijan menembak ke arah posisi Armenia. ( AZE Defence Ministry - Anadolu Agency )

Ankara

Rabia Iclal Turan

ANKARA

Uni Eropa (UE) pada Rabu mendesak Armenia dan Azerbaijan untuk terlibat dalam negosiasi yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan konflik Nagorno-Karabakh.

"Kedua belah pihak perlu terlibat dalam negosiasi yang sungguh-sungguh, yang tidak membuahkan hasil selama 30 tahun terakhir, tanpa prasyarat di bawah Ketua Bersama OSCE Minsk Group," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam pidatonya di sidang Parlemen Eropa.

Borrell mengatakan posisi UE jelas untuk Nagorno-Karabakh, "pertempuran yang harus dihentikan," mendesak kedua belah pihak untuk segera memulai dialog.

“Perang bukanlah alternatif. Kami harus mendorong kedua belah pihak untuk memulai negosiasi tanpa prasyarat,” ujar dia.

Kepala Kebijakan Luar Negeri UE mengatakan dirinya baru-baru ini berbicara dengan menteri luar negeri Azerbaijan dan Armenia, serta dengan rekan-rekan dari Turki dan Rusia, dia menekankan pentingnya de-eskalasi.

Borrell memperingatkan agar tidak terjadi serangan di daerah penduduk sipil sebab dia melihat laporan yang sangat mengkhawatirkan tentang lonjakan serangan di daerah berpenduduk, yang memakan korban jiwa sipil.

Dia meminta kedua belah pihak untuk memenuhi kewajiban internasional mereka untuk melindungi warga sipil.

Bentrokan yang sedang berlangsung dimulai sejak 27 September, ketika pasukan Armenia menyerang pemukiman sipil dan militer Azerbaijan di wilayah tersebut, yang menyebabkan korban jiwa.

Hubungan antara dua negara bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Sejumlah resolusi PBB serta banyak organisasi internasional menuntut penarikan pasukan Armenia dari wilayah tersebut.

OSCE Minsk Group - diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat - dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai bagi konflik itu, tetapi upayanya tak kunjung berhasil. Gencatan senjata disepakati pada 1994.

Banyak kekuatan dunia telah menyerukan gencatan senjata segera. Turki, sementara itu, mendukung hak Baku untuk membela diri.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın