Dunia

Rusia, China gelar patroli udara gabungan di Lingkar Pasifik

Pesawat Rusia dan China didampingi oleh jet militer asing dalam patroli gabungan pertama mereka di atas Lingkar Pasifik

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 24.07.2019 - Update : 24.07.2019
Rusia, China gelar patroli udara gabungan di Lingkar Pasifik Ilustrasi: Tentara Rusia sedang melakukan patroli di kawasan Ukraina. (Foto file - Anadolu Agency)

Moskova

Elena Teslova

MOSCOW

Angkatan Udara Rusia dan China menggelar patroli udara gabungan pertama di atas Lingkar Pasifik, kata Kementerian Pertahanan Rusia, Selasa.

Komandan Angkatan Udara Jarak Jauh Rusia Sergey Kobylash mengatakan kepada wartawan di Moskow bahwa latihan itu dilakukan sejalan dengan rencana kerja sama militer antara Rusia dan China dan tidak ditujukan terhadap negara ketiga mana pun.

"Kelompok udara yang terdiri dari dua pembawa rudal strategis Rusia Tu-95MS dan dua pembom strategis China Hun-6K melakukan penerbangan pada rute yang telah direncanakan sebelumnya di perairan netral Laut Jepang dan laut China Timur," ungkap Kobylash.

Dia menambahkan bahwa selama pelaksanaan tugas, jet tempur asing ikut mendampingi kelompok penerbangan sebanyak 11 kali.

Kobylash secara khusus menekankan tindakan tidak profesional dari pilot Korea Selatan, mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim nota protes kepada atase militer negara itu di Moskow ats insiden penembakan selama patroli.

Pada Selasa, Korea Selatan meluncurkan tembakan peringatan ke pesawat perang Rusia setelah dua kali melanggar wilayah udaranya, kata militer Seoul, dalam sebuah pernyataan yang langsung dibantah oleh Rusia.

"Saya terutama ingin menarik perhatian Anda pada fakta bahwa informasi tentang dugaan tembakan peringatan dari pejuang Korea Selatan itu tidak benar," kata Kobylash.

Dia menambahkan bahwa pilot Korea Selatan tidak menghubungi awak Tu-95 dan bahwa F-16 mundur setelah menabrak perangkap panas (umpan yang dimaksudkan untuk membingungkan potensi serangan).

Kobylash menegaskan bahwa pesawat Tu-95MS terbang tanpa melakukan penyimpangan dari rencana penerbangan mereka sesuai dengan aturan internasional dan tidak melanggar wilayah udara Korea Selatan.

"Ini bukan pertama kalinya pilot Korea Selatan gagal mencoba menghambat penerbangan Rusia ke perairan netral Laut Jepang, merujuk pada zona identifikasi pertahanan udara yang secara sepihak dibuat oleh pihak Korea Selatan," ujar dia.

Komandan angkatan udara itu menambahkan bahwa zona tersebut tidak disarankan oleh aturan internasional dan tidak diakui oleh Federasi Rusia serta telah berulang kali dilaporkan ke pihak Korea Selatan melalui berbagai cara.

Menurut juru bicara Kantor Kepresidenan Korea Selatan Ko Min-jung, Presiden Moon Jae-in telah mengajukan keluhan resmi kepada Dewan Keamanan Rusia dan memperingatkan bahwa Seoul akan mengambil langkah yang jauh lebih kuat jika tindakan seperti itu terulang kembali.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.