Presiden Iran sebut AS sandera kesehatan 83 juta warganya dengan sanksi
Presiden Rouhani meminta negara-negara Uni Eropa (UE) dan Finlandia mengutuk kebijakan sanksi AS terhadap negaranya
Tahran
Muhammet Kurşun
TEHERAN
Presiden Iran Hassan Rouhani pada Selasa meminta negara-negara Uni Eropa (UE) dan Finlandia untuk mengutuk kebijakan sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, lapor Kepresidenan Iran.
Presiden Rouhani juga mengatakan bahwa AS tengah "menyandera kesehatan 83 juta warga Iran" dengan mencegah kedatangan obat-obatan untuk memerangi Covid-19.
Menurut pernyataan dari Kepresidenan Iran, Rouhani berbincang dengan Presiden Finlandia Sauli Niinistö guna membahas perkembangan terakhir via telepon.
Presiden Iran menekankan implementasi perjanjian nuklir adalah pencapaian yang baik untuk kebijakan semua pihak.
Menurut dia kesepakatan itu menghadapi masalah setelah Amerika Serikat memisahkan diri secara sepihak.
"Sayangnya, AS tidak menunjukkan niat baik pada tahap apa pun. Bahkan di bawah kondisi Covid-19, mereka terus mengenakan sanksi dan tekanan ekonomi terhadap Iran.”
“AS harus memahami bahwa jalan ini tidak akan menguntungkan mereka. Runtuhnya kesepakatan nuklir adalah beban semua orang," tutur dia.
Iran melanjutkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan melakukan kegiatan nuklir di bawah pengawasan penyelidik IAEA, ungkap Ruhani.
Dia mengatakan jika negara-negara Uni Eropa menerapkan komitmen 11 perjanjian dalam perjanjian nuklir, mereka juga akan terikat perjanjian tersebut.
Presiden Finlandia Niinistö mengatakan bahwa pihaknya akan terus berusaha melindungi perjanjian nuklir dan perjanjian ini harus dilaksanakan oleh semua pihak.
Niinistö juga menuturkan pihaknya mendukung pinjaman Dana Moneter Internasional (IMF) ke Iran dan siap bergabung dengan INSTEX, sebuah perjanjian perdagangan antara Iran dan beberapa negara UE di tengah sanksi.