Dunia

Pemimpin Turki, Jerman dan Uni Eropa gelar pertemuan virtual

Dalam pertemuan trilateral itu para pemimpin membahas perkembangan di Mediterania Timur, serta membahas kesiapan Turki dan Yunani untuk memulai pembicaraan eksplorasi

Muhammad Abdullah Azzam  | 23.09.2020 - Update : 23.09.2020
Pemimpin Turki, Jerman dan Uni Eropa gelar pertemuan virtual Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel bertemu melalui konferensi video, di Brussel, Belgia pada 22 September 2020 ( Dok. Dewan Uni Eropa - Anadolu Agency )

Ankara

Ferdi Turkten

ANKARA

Para pemimpin Turki, Jerman, dan Uni Eropa pada Selasa mengadakan pertemuan video yang berfokus untuk membahas ketegangan terkini di Mediterania Timur, kata otoritas Turki.

Pertemuan trilateral itu dihadiri oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Charles Michel, kepala Dewan Eropa, ungkap pernyataan dari Direktorat Komunikasi Turki.

Mengapresiasi upaya mediasi Berlin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menekankan pentingnya konferensi regional yang akan diadakan di Mediterania Timur dengan partisipasi semua pihak, termasuk Siprus Turki, kata sebuah pernyataan dari direktorat itu.

Langkah Yunani menjadi penting bila perjanjian untuk merevitalisasi saluran dialog berjalan, kata Erdogan.

Direktorat itu juga menyatakan ketiga pemimpin menekankan kesiapan Turki dan Yunani untuk memulai pembicaraan negosiasi.

Pertemuan tingkat tinggi itu juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Menteri Pertahanan Nasional Hulusi Akar, kepala Badan Intelijen (MIT) Hakan Fidan, Direktur Komunikasi Fahrettin Altun, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin, dan Kepala Kabinet Hasan Dogan.

Ketegangan baru-baru ini meningkat selama eksplorasi energi Turki di Mediterania Timur.

Yunani, Siprus Selatan, dan anggota UE lainnya mencoba menghentikan kegiatan eksplorasi energi Turki.

Menjawab pertanyaan apakah kesepakatan batas maritim dapat dilakukan antara Turki dengan Mesir, Erdogan mengatakan tidak ada hambatan untuk pembicaraan intelijen Turki-Mesir, tetapi juga mengatakan kesepakatan Kairo dengan Athena telah "mengecewakan" Turki.

Bulan lalu, Mesir mengumumkan bahwa mereka menandatangani perjanjian bilateral dengan Yunani tentang "pembatasan yurisdiksi maritim" antara kedua negara.

Kementerian Luar Negeri Turki mengecam kesepakatan itu, dengan menegaskan bahwa Yunani dan Mesir tidak memiliki perbatasan laut yang beririsan dan kesepakatan itu "batal demi hukum."

Untuk mengurangi ketegangan, Turki menyerukan dialog untuk memastikan pembagian sumber daya yang adil.

UE juga menyerukan negosiasi antara para pihak. Para pemimpin Uni Eropa akan membahas konflik serta hubungan blok itu dengan Turki selama pertemuan puncak luar biasa mereka di Brussel pada Kamis dan Jumat ini.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.