Dunia, Ekonomi

ICAEW prediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5%

Perlambatan pertumbuhan ini akibat dari melambatnya pertumbuhan ekspor

İqbal Musyaffa  | 19.03.2019 - Update : 20.03.2019
ICAEW prediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5% Ilustrasi: Grafik pertumbuhan ekonomi. (Foto file – Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA 

The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) dalam laporan Economic Insight: South-East Asia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya tumbuh 5 persen.

Pertumbuhan ini diprediksi melambat dari tahun lalu yang tumbuh 5,2 persen.

Direktur Regional ICAEW South-East Asia Mark Billington mengatakan perlambatan pertumbuhan ini akibat dari melambatnya pertumbuhan ekspor.

“Permintaan domestik tetap menjadi peyangga utama pertumbuhan pada kuartal ini sebagaimana yang diharapkan, meskipun datanya beragam,” jelas Billington dalam keterangan resmi, Selasa.

Menurut dia, potensi memburuknya laporan posisi keuangan Badan Usaha Milik Negara, ketidakpastian profitabilitas beberapa proyek infrastruktur, dan defisit transaksi berjalan yang lebih besar merupakan tantangan prospek pertumbuhan di Indonesia.

Billington melanjutkan tantangan tersebut juga ditambah dengan lingkungan ekspor yang kurang memadai di tengah lesunya permintaan impor China.

Dia mengatakan pertumbuhan PDB Indonesia yang meningkat pada triwulan IV tahun 2018 menjadi 5,2 persen dari tahun ke tahun tidak berubah dari kuartal sebelumnya dan mendorong pertumbuhan setahun penuh menjadi 5,2 persen.

“Pengeluaran konsumen sedikit meningkat menjadi 5,1 persen dari tahun ke tahun yang dibantu oleh inflasi ringan dan pasar tenaga kerja yang sehat,” tambah dia.

Billington menjelaskan pada waktu mendatang inflasi yang sedikit lebih tinggi dan rencana kenaikan upah minimum yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu cenderung membebani pertumbuhan pendapatan rumah tangga riil dan pertumbuhan biaya perolehan utilitas.

Dia juga mengatakan pertumbuhan dalam pengeluaran anggaran belanja dan investasi pemerintah melambat di tengah upaya untuk menurunkan beban pengeluaran dan mengurangi laju investasi infrastruktur.

Selain itu, langkah-langkah yang baru saja diumumkan untuk meredakan impor, termasuk penundaan beberapa proyek dan impor modal (terkait dengan rencana investasi pemerintah dan BUMN tertentu), diharapkan dapat mendorong keinginan berinvestasi.

“Meskipun kami berharap agar investasi tetap menunjang pertumbuhan di tahun ini, namun risikonya telah meningkat,” jelas Billington.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.