JAKARTA
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang fase pertama dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama 14 hari hingga 30 Juli 2020.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan perpanjangan ini dilakukan karena rasio kasus positif di ibu kota meningkat pada sepekan terakhir menjadi 5,9 persen.
Padahal empat minggu sebelumnya, positivity rate di Jakarta berkisar 3,1 persen hingga 4,8 persen.
Selain itu angka reproduksi virus di Jakarta juga meningkat menjadi 1,15. Artinya satu orang yang terinfeksi Covid-19 menularkan pada satu orang lainnya.
Tingkat hunian tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan meningkat dari 34 persen menjadi 45 persen.
“Akan amat berisiko kalau melonggarkan fase pertama PSBB. Jadi kami memutuskan memperpanjang fase 1 transisi sampai dua pekan,” kata Anies melalui telekonferensi pada Kamis.
Menurut Anies, data menunjukkan Jakarta belum siap memasuki masa transisi fase kedua.
Artinya, kegiatan di DKI Jakarta masih berlangsung dengan kapasitas maksimal 50 persen, seperti perkantoran, tempat ibadah, hingga pasar tradisional dan pusat perbelanjaan.
Pemerintah menunda pembukaan bioskop dan tempat hiburan dalam ruangan akibat situasi ini.
“Ini harus ditunda sampai kondisi tren kasus lebih baik,” lanjut dia.
Anies meminta masyarakat Jakarta lebih disiplin menjalani protokol kesehatan dan tidak lengah karena risiko penularan Covid-19 masih tinggi.
Sebanyak 66 persen kasus positif yang ditemukan di Jakarta dalam sepekan terakhir merupakan kasus tanpa gejala.
“Masyarakat Jakarta jangan lengah, janan anggap kondisi baik-baik aja. Jangan anggap orang-orang di sekitar kita baik-baik saja,” tutur dia.
Anies juga menuturkan jumlah tes di Jakarta telah melebihi standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejauh ini lebih dari 299 ribu orang telah dites dari total 11 juta penduduk Jakarta.
Pada 9-15 Juli 2020 ada 3.610 orang yang di tes per 1 juta penduduk, atau lebih tinggi dari standar WHO sebanyak 1.000 tes per 1 juta penduduk.
“Kita yakin bahwa jumlah tes ini menunjukkan kondisi (penularan Covid-19) yang sebenarnya di Jakarta,” ujar dia.