Ekonomi, Analisis

Imbas demonstrasi dan kerusuhan, pusat perbelanjaan rugi Rp1,5 triliun per hari

Pusat grosir Tanah Abang dan sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta menderita kerugian cukup besar selama dua hari

İqbal Musyaffa  | 23.05.2019 - Update : 26.05.2019
Imbas demonstrasi dan kerusuhan, pusat perbelanjaan rugi Rp1,5 triliun per hari Massa dan polisi anti huru hara terlibat dalam bentrokan di daerah Slipi, Jakarta, Indonesia, pada 22 Mei 2019. (Eko Siswono Toyudho - Agensi Anadolu)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA 

Suasana Jakarta pada tanggal 21 dan 22 Mei kemarin sempat mencekam dengan banyaknya massa yang melakukan aksi demonstrasi menentang keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Aksi massa berpusat di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang berada di jalan Thamrin. Kemudian aksi tersebut berujung rusuh dan menjalar ke kawasan pusat perbelanjaan tekstil Tanah Abang.

Bentrokan tersebut sempat membuat aktivitas masyarakat di pusat grosir Tanah Abang terlihat lumpuh. Beberapa pusat perbelanjaan di kawasan Sudirman Thamrin juga tampak sepi, sebut saja Sarinah, Grand Indonesia, Plaza Indonesia, dan Thamrin City.

Berdasarkan pantauan, pusat perbelanjaan Sarinah masih belum melakukan aktivitas jual beli sejak tanggal 21 hingga hari ini. Kemudian di pasar Tanah Abang juga belum ada aktivitas lagi hingga tanggal 25 Mei mendatang.

Kemudian Grand Indonesia sudah mulai beroperasi kembali hari ini begitu pula Thamrin City yang sebagian penjualnya sudah kembali menjajakan dagangan. Sementara itu, Plaza Indonesia masih belum beroperasi hingga hari Jumat.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, total kerugian akibat tutupnya pusat perbelanjaan di Jakarta mencapai Rp1,5 triliun dalam satu hari.

“Pada tanggal 20 Mei, kami masih menghimbau pelaku usaha untuk tidak perlu khawatir sambil mencermati situasi jelang pengumuman pilpres oleh KPU,” ujar Sarman, kepada Anadolu Agency, Kamis.

Tutupnya pusat perbelanjaan ini tentu merugikan para pedagang, karena justru di pekan ini para konsumen sedang ingin berbelanja untuk memenuhi kebutuhan lebaran, maupun kebutuhan puasa.

“Padahal di bulan Ramadan ini pengunjungnya sedang banyak, seperti di Tanah Abang yang naik 100 persen dari rata-rata pengunjung harian sebanyak 150 ribu orang,” jelas Sarman.

Dia mengatakan jumlah kios di Tanah Abang mencapai 11 ribu dengan omzet Rp10-15 juta per hari dari 250 ribu pengunjung, maka kerugian di Tanah Abang mencapai Rp165 miliar per hari.

Sarman menambahkan pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta lainnya , di bagian utara, yang lokasinya cukup jauh dari lokasi aksi demonstrasi, juga terkena dampak psikologis sehingga turut menutup operasionalnya.

Antara lain di kawasan Glodok dan Mangga Dua, seperti Glodok City, Pasar HWI, Glodok Jaya, Glodok Mangga Besar, WTC Mangga Dua, ITC Harco Mas, Mangga Dua Mall, Plaza Harco Electronic, Mangga Dua Square, Electronic City, ITC Mangga Dua.

Seluruh pusat perbelanjaan tersebut pada pagi hari Rabu masih beroperasi, namun kemudian ramai-ramai tutup pada pukul 14.00 WIB akibat sepinya pengunjung.

Sarman melanjutkan kekhawatiran yang sama juga menjalar ke wilayah Jakarta Timur, seperti terjadi di Jatinegara Plaza pada tanggal 22.

Di Jakarta Barat hal yang sama juga terjadi dengan tutupnya Ciputra Mall, Citra Mall, Central Park, Puri indah Mall, Roxi Square, dan Mall Taman Anggrek.

Dia menambahkan di pusat perbelanjaan lain seperti Kelapa Gading Mall, Mall Artha Gading, Mall Kelapa Gading, Mall Kelapa Gading Square, Mall Sport Kelapa Gading, hingga Plaza Senayan, Senayan City, dan Pondok Indah Mall tetap beroperasi meskipun jumlah pengunjung rata-rata turun hingga 70 persen.

Sarman menguraikan melihat kenyataan di atas, maka omzet pedagang dan perputaran uang di sektor perdagangan di Jakarta mengalami kerugian yang tidak sedikit.

“Dengan jumlah kios sekitar 80 ribu kios, kita perkirakan kerugian bisa mencapai lebih kurang Rp1,5 triliun,” jelas dia.

Menurut Sarman, kerugian tersebut belum termasuk kerugian di sektor bisnis lainnya seperti pemilik cafe, restoran, dan pelaku usaha lainnya yang meliburkan karyawannya untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

“Kami sangat berharap agar dinamika politik ini cepat selesai sehingga tidak mengganggu aktivitas bisnis dan perdagangan, terlebih lagi jelang Idulfitri,” imbuh dia.

Sarman menambahkan terganggunya aktivitas di pusat perbelanjaan bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi karena konsumsi rumah tangga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dengan andil sekitar 2,7 persen.

“Moment bulan Ramadan dan Idul Fitri sangat diharapkan mampu memberikan kontrtibusi dalam pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal II nanti,” kata Sarman.

Puing-puing sisa bentrokan masih berserakan

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin selaku pengelola pasar Tanah Abang mengatakan di sekitar lokasi pasar masih banyak sisa puing, bekas bakaran ban, dan pecahan kaca yang berserakan.

Oleh karena itu, pedagang masih memilih untuk tutup sehingga perdagangan di pasar Tanah Abang Blok A-G pada hari ini masih sepi.

“Kami pastikan pasar Tanah Abang Blok A-G masih ditutup secara situasional hingga tanggal 25 Mei sambil menyesuikan kondisi di lapangan,” jelas Arief.

Arief mengatakan Pasar Jaya tidak memberikan instruksi sejak awal kepada pedagang untuk menutup toko. Para pedagang yang berinisiatif menutup tokonya sendiri hingga situasi benar-benar kondusif.

“Di pasar Tanah Abang sendiri hingga saat ini masih dijaga secara ketat mengingat lokasinya sebagai pasar sangat berdekatan dengan lokasi aksi pendemo,” jelas Arief.

Arief mengatakan Pasar Jaya berharap agar aktivitas perdagangan bisa kembali berjalan normal, terlebih lagi Ramadan menjadi titik penjualan tertinggi bagi pedagang di Tanah Abang.

Jakarta Great Sales jadi harapan pemulihan aktivitas jual beli

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan menghimbau agar para pengelola pusat perbelanjaan dapat kembali beraktivitas seperti sebelumnya, setelah demontrasi yang berujung rusuh massa mulai mereda.

Meski begitu, dia memahami keputusan beberapa pusat perbelanjaan yang memutuskan untuk tutup karena sepinya pengunjung dan juga untuk keselamatan karyawannya.

“Saya berharap aktivitas jual beli sudah kembali aman pada Sabtu dan Minggu nanti,” kata dia kepada Anadolu Agency.

Harapan tersebut beralasan, karena pada Jumat tanggal 24 esok hingga 1 Juni akan ada promo tahunan Special Midnight Sale sebagai rangkaian acara Festival Jakarta Great Sale yang menawarkan diskon berbagai produk hingga 70 persen di 27 mall seluruh Jakarta.

Sementara untuk Festival Jakarta Great Sale sendiri akan berlangsung sejak 25 Mei hingga 23 Juni dengan jumlah peserta 82 pusat perbelanjaan di seluruh Jakarta, 34 gerai Pasar jaya, dan 4 hotel.

“Saya kira Jakarta Great Sale tidak akan terpengaruh oleh kondisi politik yang sudah mulai kondusif ini,” ungkap Stefanus.

Event ini menargetkan jumlah transaksi hingga Rp9,5 triliun karena berlangsung setelah tunjangan hari raya (THR) diterima oleh para karyawan. Namun dengan adanya aksi demontrasi yang berujung pada kerusuhan di beberapa ruas jalan di Jakarta, pesta belanja ini boleh jadi tidak semeriah tahun lalu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.